TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

[KLASIK] PSM di Piala Presiden 2015: Moncer di Awal, Kemudian Tumbang

Turnamen di tengah sanksi FIFA untuk sepak bola Indonesia

Pesepakbola PSM Makassar Maldini Pali (tengah) berusaha melewati dua pemain Persipasi Bandung Raya (PBR) pada penyisihan Group D Piala Presiden di Stadion Mattoanging Gelora Andi Mattalatta Makassar, Jumat (4/9/2015). (ANTARA FOTO/Yusran Uccang)

Makassar, IDN Times - Tanggal 30 Mei 2015 takkan dilupakan oleh seluruh pelaku sepak bola nasional. FIFA, selaku induk semang bal-balan dunia, menjatuhkan sanksi pembekuan untuk PSSI. Perseteruan antara federasi dengan Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) dianggap mencederai prinsip independen yang telah digariskan FIFA dalam statutanya.

Kemenpora sendiri telah membekukan PSSI pada 17 April 2015. Namun, hukuman suspensi dari FIFA seolah melemparkan aktivitas liga di segala kasta dan tingkatan usia menuju fase mati suri.

Liga Super Indonesia (LSI) 2015, yang baru memasuki pekan ketiga, berhenti di tengah jalan. Tak ada federasi, tak ada kompetisi. Para pemain, pelatih dan ofisial menganggur tanpa pemasukan. Suporter serta publik tanpa hiburan. Upaya membangun Timnas tertahan lagi.

1. PSM Makassar mengandalkan komposisi pemain lokal di Piala Presiden 2015

Pesepak bola PSM Makassar Syamsul Chaeruddin (kanan) berebut bola dengan pesepak bola Gresik United Fitra Ridwan (kiri) saat pertandingan penyisihan grup D Piala Presiden di Stadion Mattoanging Gelora Andi Mattalatta, Makassar, Sulawesi Selatan, Senin (31/8/2020). (ANTARA FOTO/Yusran Uccang)

Melihat situasi lesu, grup Mahaka Sports kemudian menggagas turnamen bernama Piala Presiden. Gayung bersambut. Digodok dalam waktu singkat, sebanyak 16 klub (13 dari Liga Super, 3 lainnya dari Divisi Utama) menyanggupi undangan dan ikut serta. Salah satunya yakni PSM Makassar.

Kondisi tim saat itu sebenarnya sedang goyah. Vakum tanpa aktivitas selama tiga bulan, sejumlah pemain memilih hengkang. Mereka antara lain Markus Haris Maulana (kiper), Boman Aime (bek tengah), dua gelandang yakni Ponaryo Astaman dan Nenad Begovic, plus striker Nemanja Vucicevic. Peran Hans Peter-Schaller sebagai pelatih kepala pun diambil alih Assegaf Razak.

Hadapi Piala Presiden edisi pertama, Juku Eja andalkan materi lokal tanpa pemain asing. Sebanyak 15 pemain lama dipertahankan. Ada 8 nama muda tambahan hasil didikan PSM U-21 dan scouting lokal. Meski begitu, manajemen masih jalankan kebijakan transfer. Ferdinand Sinaga direkrut dengan status pinjaman dari Sriwijaya FC.

Baca Juga: [KLASIK] Sepak Terjang Empat Pemain Asal Korea Selatan di PSM Makassar

2. Ferdinand Sinaga dkk melewati babak penyisihan grup dengan mulus

Pemain PSM Makassar Ferdinand Sinaga (kanan) berebut bola dengan pemain Persipasi Bandung Raya (PBR) Nova Arianto (kanan) pada penyisihan Group D Piala Presiden di Stadion Mattoanging Gelora Andi Mattalatta Makassar, Jumat (4/9/2015). (ANTARA FOTO/Yusran Uccang)

Syamsul Chaeruddin dkk tergabung di Grup D bersama Pusamania Borneo FC, Persipasi Bandung Raya (PBR) dan Gresik United. Meski tanpa legiun asing, PSM punya modal mumpuni: status tuan rumah grup. Dukungan suporter jadi sangat berharga dan wajib dimaksimalkan.

PSM ditantang Gresik United pada matchday pertama, Senin 31 Agustus 2015. Kebo Giras, yang andalkan komposisi tua-muda, digilas tiga gol tanpa balas. Syamsul Chaeruddin (26'), Aditya Putra Dewa (52') dan Ferdinand Sinaga (68') berturut-turut menjebol gawang Muhammad Ridwan. Tim asuhan Liestiadi seolah tak berkutik. Padahal tuan rumah harus bermain dengan 10 pemain sejak menit 45+1'.

Awalan bagus jadi bekal berharga ketika bersua PBR, Jumat 4 September 2015. Melawan semifinalis LSI 2014, PSM kembali memetik kemenangan. Skor 2-0 di papan skor tercipta dari lesatan Ardan Aras (53') dan Rasyid Bakri (83'). Mendulang enam poin dalam dua laga, satu kaki telah menjejak babak gugur.

Baca Juga: [KLASIK] 5 Pemain Asal Australia yang Pernah Membela PSM Makassar

Berita Terkini Lainnya