TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Gagal Menang Lagi, Apa yang Kurang dari Permainan PSM?

Setumpuk tugas pembenahan sudah menunggu Joop Gall

Pemain PSM Makassar M. Rizky Eka Pratama (kiri) berebut bola dengan pemain Persik Kediri Ady Eko Jayanto (kanan) saat pertandingan Liga 1 di Stadion I Gusti Ngurah Rai, Denpasar, Bali, Selasa (18/1/2022). (ANTARA FOTO/Fikri Yusuf)

Makassar, IDN Times - PSM Makassar kembali harus gigit jari lantaran gagal menang. Laga kontra Persik Kediri di Stadion I Gusti Ngurah Rai Denpasar, Selasa sore (18/1/2022), berakhir imbang tanpa gol. Satu poin di pekan ke-20 membuat Juku Eja tak bergeming di peringkat 11 klasemen sementara.

Lalu, apa yang salah dari permainan PSM? Pelatih kepala Joop Gall menjabarkan poin-poin evaluasi penting dalam jumpa pers virtual selepas waktu normal.

"Saya pikir pengembangan yang harus kita lakukan adalah fokus pada positioning, cara organisasi ketika hilang bola, dan masih banyak hal yang harus kita tingkatkan," ungkapnya.

Baca Juga: PSM Vs Persik Berakhir Tanpa Gol, Misi Menang Juku Eja Gagal Lagi

1. Joop Gall menyebut pemain PSM cenderung statis saat menguasai bola

Pelatih kepala PSM Makassar, Joop Gall, dalam jumpa pers virtual jelang laga pekan ke-18 BRI Liga 1 2021/22 pada 8 Januari 2022. (Dok. MO PSM Makassar)

Selain itu, ia mengkritik gaya bermain anak asuhnya yang disebut kurang dinamis saat memegang bola. Sepanjang pertandingan, memang terlihat bahwa jarak pemain PSM saling berjauhan. Ini memudahkan tim lawan mudah merebut bola lewat cara pressing atau memotong umpan. Upaya crossing dan umpan lambung kerap tak membuahkan hasil.

"Yang saya lihat di permainan tim saya, pemain-pemain mempersulit rekan setimnya dengan berdiri terlalu statis dan diam (di tempat). Jadi pemain yang memegang bola tidak tahu opsi-opsi yang ia miliki," kata coach Gall.

"Dengan melakukan hal tadi, terlalu statis dan tak memberi opsi, ibarat memberi kado ke lawan kita karena mereka gampang melakukan penjagaan," imbuhnya.

2. Minim gerakan tanpa bola, PSM sulit menembus lini belakang Persik

Pemain PSM Makassar M. Rafli Asrul (kiri) berebut bola dengan pemain Persik Kediri Risna Prahalabenta (kanan) saat pertandingan Liga 1 di Stadion I Gusti Ngurah Rai, Denpasar, Bali, Selasa (18/1/2022). (ANTARA FOTO/Fikri Yusuf)

Melihat statistik, PSM memang tak berkutik. Kendati menguasai 53 persen aliran bola, serangan yang dibangun kerap buyar atau berujung buntu. Pergerakan statis pemain juga membuat Persik leluasa mengancam. Usaha mengirim serangan dari sisi sayap juga sering patah. Ferdinand Sinaga pun tak leluasa lantaran ditempel ketat bek-bek lawan.

Anak asuh Javier Roca malah bekerja lebih efektif lewat skema direct football. Tim Macan Putih memang cuma kebagian 47 persen ball possessions, tapi mereka bisa 4 kali mengancam kiper Hilman Syah. Pertahanan ketat dan pressing Persik amat menyulitkan PSM. Wiljan Pluim dkk bahkan tak memiliki satupun shot on target. Dengan kata lain, tugas Gall di sesi latihan memang menumpuk.

"Saya ingin para pemain lebih berani lagi untuk bermain ke depan dan melakukan gerakan-gerakan tanpa bola yang lebih baik lagi, serta memberi opsi kepada si pemegang bola," papar juru taktik asal Belanda tersebut.

Baca Juga: Demi Jadi Pelatih PSM Makassar, Joop Gall Rela Tak Pulang Kampung

Berita Terkini Lainnya