3 Fakta Setelah PSM Gagal Taklukkan 10 Pemain Persik di Brawijaya
- PSM Makassar belum lepas dari tren negatif, masih di peringkat 14 klasemen sementara.
- Alex Tanque akhirnya cetak gol perdana, setelah menyumbang dua asis sebelumnya.
- Menjadi salah satu tim dengan produktivitas terendah di BRI Super League 2025/2026 sejauh ini.
Makassar, IDN Times - Hasil imbang 1-1 yang dipetik PSM Makassar saat bertandang ke markas Persik Kediri pada laga pekan ke-10 BRI Super League 2025/2026, Sabtu (25/10/2025) kemarin, seperti pil pahit yang harus ditelan. Tak cuma lantaran skornya, tapi juga kegagalan memetik poin penuh melawan tim yang bermain dengan 10 pemain sejak menit ke-24.
Berikut adalah tiga fakta penting dari duel yang berlangsung di Stadion Brawijaya Kab. Kediri tersebut. Ada hal positif, turut pula tren negatif yang membuat Pasukan Ramang tak beranjak dari papan bawah klasemen sementara.
1. Tren negatif yang semakin mengkhawatirkan
Hasil imbang ini menegaskan bahwa PSM Makassar belum sepenuhnya lepas dari tren negatif yang menghantui mereka beberapa pekan terakhir. Hingga pekan ke-10, Juku Eja menjadi salah satu tim dengan hasil imbang terbanyak (bersama Dewa United) yakni 5 kali dari 8 laga yang sudah mereka jalani.
Tambahan satu poin juga mengangkat posisi tim secara signifikan dari zona bawah klasemen. Mereka masih berkutat di peringkat 14 lantaran baru mengumpulkan 8 poin. Victor Luiz dan kawan-kawan pun hanya berjarak dua poin dari zona degradasi.
2. Alex Tanque akhirnya cetak gol perdana
Satu-satunya sisi positif dari pertandingan ini adalah gol yang dicetak oleh penyerang asing Alex Tanque, pada menit ke-53. Gol ke gawang Persik ini tercipta berkat aksi individu striker asal Brasil tersebut. Ia menggocek bola lewati hadangan bek Khurshidbek Mukhtorov sebelum melepas tendangan pelan dari sudut sempit.
Jalai debut pada pekan kedua, penyerang 31 tahun tersebut butuh waktu butuh waktu 370 menit untuk membuka keran golnya. Tapi, sebelumnya Alex sudah menyumbang dua asis untuk rekan setim. Capaian ini jadi pembuktian kualitasnya di tengah kritik lesunya performa para striker PSM.
3. Masih seret gol, efektivitas tetap rendah
Meski unggul jumlah pemain selama lebih dari 60 menit, statistik menunjukkan PSM masih menghadapi masalah gawat di lini serang: produktivitas gol yang rendah. Hingga pekan ke-10, mereka baru mencetak 8 gol dari 8 laga atau rata-rata 1 gol setiap 90 menit. Catatan ini tempatkan mereka dalam jajaran tim dengan produktivitas gol terendah di Super League.
Walaupun unggul jumlah pemain dalam laga kontra Persik, PSM tidak mampu mencetak gol kedua untuk mengamankan kemenangan. Bahkan, statistik menunjukkan anak asuh Ahmad Amiruddin melepaskan total 16 tembakan dan 5 shot on target. Jauh lebih banyak dari Persik yang catatkan 2 peluang mengarah ke gawang dari 8 percobaan.
