Kasus COVID-19 Terus Naik, Pemprov Sulsel Diminta Lebih Serius

Wakil Ketua DPRD sebut belum ada upaya pengendalian serius

Makassar, IDN Times - Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Sulawesi Selatan Muzayyin Arif meminta Pemprov lebih serius menangani pandemi COVID-19. Pasalnya, pasien positif COVID-19 di Sulsel terus mengalami peningkatan.

Per Selasa (7/4), jumlah pasien positif virus corona di Sulsel tercatat mencapai 122 orang, dengan 23 orang dinyatakan sembuh dan 11 orang meninggal. Jumlah ini pun membuat Sulsel masuk dalam salah satu daerah yang dinyatakan zona merah penyebaran COVID-19.

"Setiap hari warga kita yang terinfeksi COVID-19 terus bertambah. Jika tidak ada pengendalian serius, maka diprediksi jumlah yang terinfeksi akan terus bertambah," kata Muzayyin dalam pernyataannya yang diterima IDN Times, Rabu (8/4).

Baca Juga: Kasus Corona Belum Sebanyak Jakarta, Sulsel Enggan Menerapkan PSBB

1. Pemprov diminta lebih serius batasi pergerakan orang

Kasus COVID-19 Terus Naik, Pemprov Sulsel Diminta Lebih SeriusIDN Times/Ayu Afria

Agar angka tersebut tidak terus bertambah, maka Muzayyin meminta Pemprov Sulsel lebih serius dalam melakukan penanganan dan edukasi kepada masyarakat. Karena dia menilai bahwa sejauh ini Pemprov belum melakukan upaya serius dalam pengendalian arus keluar masuk orang di daerah sebagai upaya preventif.

"Saya menyarankan penanganan di bandara dan pelabuhan harus lebih ketat. Ada protap yang membatasi pergerakan orang. Kalau perlu, kita minta Kementerian Perhubungan menutup sementara bandara untuk penumpang umum," katanya.

2. Ketersediaan dan kesiapan infrastruktur kesehatan turut jadi sorotan

Kasus COVID-19 Terus Naik, Pemprov Sulsel Diminta Lebih SeriusIDN Times/Andra Adyatama

Muzayyin juga menyoroti infrastruktur kesehatan Sulsel dalam menangani pasien positif COVID-19. Mulai dari jumlah tenaga medis kesiapan rumah sakit, hingga ketersediaan alat pelindung diri (APD). 

Menurutnya, jika angka pasien positif terus bertambah maka hal itu akan sejalan dengan hasil pemodelan penyebaran COVID-19 yang dilakukan FKM UNHAS, MIPA UNHAS baru-baru ini. Tanpa ada intervensi (base line) perkiraan jumlah kasus positif di Sulsel adalah 143.390 orang. Dari jumlah itu, diperkirakan 28.678 orang butuh masuk rumah sakit, dan 5.736 orang memerlukan penanganan intensif.

"Dokter-dokter di beberapa rumah sakit yang kami temui mengeluh. Mereka takut memeriksa pasien yang nampak gejala COVID-19 karena APD yang terbatas. Sering kali jadinya pakai jas Hujan," katanya.

Baca Juga: Cegah Corona, Tepatkah PSBB Diterapkan di Sulsel? Begini Kata Pakar

3. Sulsel belum lakukan pembatasan sosial berskala besar

Kasus COVID-19 Terus Naik, Pemprov Sulsel Diminta Lebih SeriusIDN Times/istimewa

Terus meningkatnya jumlah pasien positif COVID-19 di Sulsel hingga dinyatakan masuk dalam zona merah rupanya tak membuat Gubernur Sulsel Nurdin Abdullah berencana untuk menerapkan pembatasan sosial berskala besar (PSBB). PSBB merupakan salah satu langkah yang direstui pemerintah pusat sebagai upaya menghadapi pandemi COVID-19.

Menurut Nurdin, PSBB harus disesuaikan dengan kondisi masing-masing daerah. Untuk di Sulsel sendiri, kata dia, penerapan menjaga jarak seperti social distancing maupun physical distancing sudah dilakukan dengan memindahkan kegiatan sekolah dan pekerjaan ke rumah. 

"Kita harus lebih hati-hati memberlakukan di Sulsel. Karena tidak semua wilayah itu sama. Dari 24 kabupaten/kota, episentrum penyebaran kan mulai di Makassar. Terus daerah penyangga kita adalah Gowa, Maros," kata Nurdin Abdullah saat melakukan telekonferensi bersama awak media, Selasa (7/4).

Baca Juga: Kematian di Sulsel Diklaim Tidak Ada yang Murni karena COVID-19

Topik:

  • Aan Pranata

Berita Terkini Lainnya