Cerita Pekerja Mal saat Pandemik: Jam Kerja Dikurangi, Gaji Dipangkas

Memutar otak agar bisa tetap bertahan hidup

Makassar, IDN Times - Pandemik COVID-19 yang melanda Indonesia pada Maret 2020 lalu menghantam semua sektor, tak terkecuali ekonomi. Saat itu, pemerintah menerapkan pembatasan segala aktivitas masyarakat, termasuk di pusat perbelanjaan.

Pusat perbelanjaan seperti mal sempat beberapa kali ditutup saat penerapan pembatasan sosial berskala besar (PSBB). Hal itu sontak membuat para pekerja di pusat perbelanjaan kelimpungan.

Di situasi yang sulit itu, mereka harus melakukan berbagai cara untuk tetap bertahan hidup di tengah pandemik COVID-19. 

Adriani (27), salah seorang karyawan toko busana di sebuah mal besar di pusat Kota Makassar, turut merasakan dampak pandemik COVID-19. Adanya pembatasan pada jam operasional mal berimbas pada penghasilannya.

"Gaji kurang karena untuk jam masuk kerja dikurangi," kata Adriani yang diwawancarai melalui WhatsApp, Jumat (10/12/2021).

1. Bekerja lebih keras untuk mendapat insentif

Cerita Pekerja Mal saat Pandemik: Jam Kerja Dikurangi, Gaji DipangkasIlustrasi Suasana Mal (IDN Times/Besse Fadhilah)

Anjloknya perekonomian sebagai dampak pandemik COVID-19, membuat sejumlah unit usaha untuk harus merumahkan hampir seluruh karyawannya, bahkan ada yang sampai di-PHK. Dalam hal ini, Adriani masih lebih beruntung karena tidak sampai di-PHK.

Namun tetap saja gajinya harus dipotong. Untuk tetap dapat memenuhi pundi-pundi pendapatan keluarga, dia pun mencoba bekerja lebih keras melalui jualan online.

Produk busana dari tokonya dijual secara online. Saat pandemik, penjualan online sedang tren karena masyarakat takut berkontak langsung dengan orang lain. Toko tempatnya bekerja pun menerapkan hal itu. Namun sayangnya, hal itu tetap tak bisa membantu keuangan.

"Kondisinya susah. Mau tidak mau kita harus jualan online dan dengan hasil dari situ kita bisa dapat insentif meskipun itu sangat kurang untuk kita pakai makan untuk sebulan," katanya.

2. Harus irit setelah gaji dipangkas

Cerita Pekerja Mal saat Pandemik: Jam Kerja Dikurangi, Gaji DipangkasIlustrasi mal. IDN Times/Masdalena Napitupulu

Adriani merasakan betul pemotongan gaji itu sangat berimbas pada kehidupannya. Gajinya yang awalnya lebih dari cukup memenuhi kebutuhan sehari-hari, tiba-tiba berkurang drastis. Karena itu, dia harus memutar otak supaya gajinya bisa mencukupi kebutuhannya.

"Mau tidak mau harus irit dan bersyukur saja apa yang kita dapat," kata Adriani.

Adriani sempat terpikir untuk banting setir untuk membuka usaha sendiri asalkan ada pemasukan tambahan. Tapi keinginan itu tak kesampaian lantaran dia tak punya modal. Meski begitu, dia tetap bersyukur karena tak semua orang bisa bekerja di masa sulit ini.

"Ya disyukuri saja karena kita sebagai karyawan di mall hanya bisa sabar saja dengan pandemik ini," katanya.

Baca Juga: Alasan Kena PHK Akibat Pandemik, Pemuda di Makassar Nekat Menjambret

3. Rutinitas kerja berubah

Cerita Pekerja Mal saat Pandemik: Jam Kerja Dikurangi, Gaji DipangkasIlustrasi Mal (IDN Times/Besse Fadhilah)

Kini, Adriani masih bekerja di tempatnya. Hanya saja, ada perubahan rutinitas kerja yang dari sebelum dan setelah pandemik. Selain gajinya dipotong, jam masuk kerja juga dikurangi.

"Sekarang jam operasional sudah normal tapi gaji kita tetap dapatnya hanya 85 persen karena kita mengikuti jam operasional malnya yang masih tutup jam 9 malam," katanya.

Sama seperti pekerja lainnya, Adriani juga berharap bisa segera keluar dari situasi ini. Dia berharap bisa tetap bertahan meski kondisi sedang tidak menentu.

"Semoga pandemik ini lekas berlalu dan semoga kita-kita semua karyawan mall bisa seperti dulu lagi sebelum pandemik," katanya.

Baca Juga: Pandemik, Curhat Sopir Rute Barru-Makassar: Kadang Tak Ada Penumpang

Topik:

  • Irwan Idris

Berita Terkini Lainnya