TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

WALHI Duga Polda Sulsel Diintervensi Soal Penyelidikan Banjir Masamba

Polda Sulsel sebut banjir bandang Masamba karena faktor alam

Ilustrasi. Warga memerhatikan rumah yang tertimbun lumpur akibat terjangan banjir bandang di Kecamatan Masammba, Kabupaten Luwu Utara, Sulawesi Selatan, Rabu (15/7/2020). (ANTARA FOTO/Abriawan Abhe)

Makassar, IDN Times - Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (WALHI) Sulawesi Selatan, angkat bicara menyikapi hasil penyelidikan kepolisian terkait penyebab banjir bandang di Kecamatan Masamba, Kabupaten Luwu Utara. Tim khusus Direktorat Reserse Kriminal Khusus Polda Sulsel, sebelumnya mengungkap, penyebab bencana di sana karena faktor alam.

"Kami menduga kuat bahwa pernyataan tersebut buah dari tekanan dan intervensi perusahaan sawit dan kelompok yang terlibat dalam aktivitas ilegal logging di Luwu Utara," kata Direktur Eksekutif WALHI Sulsel, Muhammad Al Amin, dalam keterangan tertulisnya kepada IDN Times, Senin (10/8/2020).

1. WALHI duga orang-orang yang terlibat dalam aktivitas perusakan hutan berperan dalam intervensi

Direktur Eksekutif Walhi Sulsel Muhammad Al Amin. IDN Times/Aan Pranata

Amin mengatakan kajian yang dilakukan WALHI Sulsel dan koalisi saat ini, menunjukkan bahwa pembukaan lahan untuk perkebunan dan pertambangan, serta aktivitas illegal logging selama beberapa tahun terakhir membuat perubahan terhadap kondisi lingkungan, terutama kawasan hutan. WALHI mencatat khusus untuk pembalakan liar terjadi sebelum tahun 2018 hingga 2020 saat ini.

Sementara aktivitas pembukaan lahan kelapa sawit, terjadi selama dua tahun belakangan. Tepatnya, sejak 2018. Amin mengungkapkan, beberapa minggu setelah bencana di Luwu Utara, BNPB, Tim Wagub dan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) merilis hasil kajian mereka terkait penyebab bencana banjir bandang di Masamba.

Instansi tersebut, kata Amin, telah membenarkan bahwa pembukaan lahan menjadi penyebab utama banjir yang telah menenggelamkan sebagian besar kawasan di Masamba dan menewaskan puluhan orang. "Nah kalau rilis mereka berubah, maka 100 persen masalah ini diintervensi orang-orang yang terlibat dalam aktivitas pembukaan lahan," terang Amin.

Baca Juga: Walhi: Banjir di Luwu Utara karena Pembalakan Hutan Berskala Besar

2. Berhubungan dengan pemutasian Kapolda Sulsel?

ANTARA FOTO/Abriawan Abhe

Amin menjelaskan, bahwa bencana, terutama banjir bandang selalu diawali oleh curah hujan yang tinggi. Namun, curah hujan itu disebutkan hanyalah pemicu dan bukan penyebab utama. Penyebabnya ditegaskan Amin, adalah perubahan alam yang menurunkan daya dukung dan daya tampung lingkungan.

Amin menyatakan, bahwa kajian yang dilakukan kepolisian sangat berbanding terbalik bahkan tidak sinkron dengan fakta yang sebenarnya terjadi di lapangan. Amin juga menduga, pernyataan itu berhubungan dengan rencana pemutasian Irjen Pol Mas Guntur Laupe sebagai Kapolda Sulsel.

"Dari penjelasan pihak Polda Sulsel tersebut, kami harus katakan bahwa pernyataan tersebut keliru dan bertentangan dengan ilmu pengetahuan. Saat Kapolda Irjen Pol Mas Guntur Laupe diganti, kami sudah memprediksi bahwa Polda Sulsel akan berubah haluan. Dan semua terbukti. Jadi semua sudah dikondisikan," tegas Amin.

Baca Juga: Polda Selidiki Dugaan Bencana Masamba karena Pembalakan Liar

Berita Terkini Lainnya