Polda Selidiki Dugaan Bencana Masamba karena Pembalakan Liar

Kayu-kayu yang terseret banjir diduga hasil pembalakan

Makassar, IDN Times - Kepolisian Daerah Sulawesi Selatan membentuk tim khusus untuk menganalisa banjir bandang di Luwu Utara. Diduga pembalakan liar atau illegal logging sebagai salah satu penyebab bencana pada Senin 13 Juli 2020 lalu itu.

"Sementara diselidiki dugaan itu," kata Kepala Bidang Humas Polda Sulsel Kombes Ibrahim Tompo kepada IDN Times, Jumat (24/7/2020).

Baca Juga: Walhi: Banjir di Luwu Utara karena Pembalakan Hutan Berskala Besar

1. Tim butuh waktu mengumpulkan data di lapangan

Polda Selidiki Dugaan Bencana Masamba karena Pembalakan LiarBanjir di Masamba, Luwu Utara, Sulawesi Selatan, Selasa (14/7/2020). Dok. IDN Times/Pusdalops BNPB

Ibrahim mengatakan, tim khsus di bawah Direktorat Reserse Kriminal Khusus itu sementara mengumpulkan data dan bahan keterangan. Proses itu dibutuhkan untuk mencari bukti dugaan banjir karena pembalakan liar.

"(Tim khusus) masih bekerja," ujar Ibrahim.

Ibrahim menegaskan Polda Sulsel berkomitmen untuk menindak tegas siapa pun jika terbukti terlibat perusakan lingkungan dan berdampak bencana. Tim khusus masih membutuhkan waktu untuk menyelidiki kasus ini.

2. Kayu-kayu yang terseret banjir diduga hasil pembalakan liar

Polda Selidiki Dugaan Bencana Masamba karena Pembalakan LiarANTARA FOTO/Abriawan Abhe

Wahana Lingkungan Hidup (Walhi) sebelumnya menduga dua penyebab banjir bandang di Luwu Utara. Yakni illegal logging serta izin usaha pembukaan lahan untuk perkebunan kelapa sawit. Pembalakan liar diduga sudah terjadi selama beberapa tahun terakhir.

Menurut Direktur Walhi Sulsel Muhammad Al Amin, salah satu bukti pembalakan hutan adalah kayu-kayu yang terbawa material banjir. Diduga kayu dalam jumlah besar itu bekas pembabatan hutan sebelum bencana.

"Ada banyak potongan kayu, itu kami yakini gelondongan," ucap Amin.

3. Hari ke-11, tim SAR masih cari 10 orang hilang

Polda Selidiki Dugaan Bencana Masamba karena Pembalakan LiarTim SAR gabungan mengevakuasi korban banjir bandang Masamba, Luwu Utara. Dok. IDN Times/Basarnas Makassar

Banjir bandang di Luwu Utara merusak empat ribu lebih rumah serta sejumlah sarana dan fasilitas publik. Sebanyak 14 ribu warga mengungsi di tiga kecamatan, yakni Masamba, Baebunta, dan Sa'bang.

Tim SAR gabungan masih mengupayakan operasi pencarian korban. Sebelumnya ditemukan 38 orang tewas karena kejadian Senin 13 Juli. 

"Sementara 10 lainnya masih dalam proses pencarian. Dan empat orang korban yang belum teridentifikasi masih menunggu dari Tim DVI Polri," kata Kepala Basarnas Makassar Mustari.

Baca Juga: Banjir Bandang Masamba Luwu Utara, Infrastruktur Rusak Mulai Dibenahi

Topik:

  • Aan Pranata

Berita Terkini Lainnya