Banjir Bandang Masamba Luwu Utara, Infrastruktur Rusak Mulai Dibenahi

Pembenahan dilakukan hingga status tanggap bencana berakhir

Makassar, IDN Times - Banjir bandang di Masamba, Luwu Utara, Sulawesi Selatan, menelan puluhan korban jiwa. Bencana yang terjadi pada Senin, 13 Juli 2020 itu juga merusak rumah warga hingga insfrastruktur umum. 

Pembenahan infrastruktur pun bertahap dilakukan. Jajajaran Polda Sulsel berkoordinasi dengan Pemerintah Daerah Lutra, mulai memperbaiki infrastruktur yang rusak akibat terjangan air beserta lumpur. Salah satunya pembersihan sisa material bencana di jalan poros penghubung antar-kecamatan dan jalur lintas kabupaten di daerah setempat. Pembersihan bertujuan agar jalur yang sempat tertutup akibat tertimbun material lumpur setebal 1,5 meter dapat dilalui kembali oleh kendaraan yang melintas.

“Sudah bisa dilalui oleh kendaraan, namun sifatnya buka tutup arus lalin karena masih dalam tahap pembenahan serta pembersihan jalan raya,” kata Kabid Humas Polda Sulsel, Kombes Pol Ibrahim Tompo, dalam keterangan tertulis yang diterima IDN Times, Rabu (22/7/2020).

Pembersihan material melibatkan sejumlah unsur, di antaranya TNI-Polri, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), Tanggap Bencana Dinas Sosial Pemda Lutra, Dinas Pemadam Kebakaran, tim SAR gabungan hingga relawan kemanusiaan lainnya. 18 unit kendaraan berat diterjunkan dalam proses pembersihan material dan pembenahan sejumlah bangunan yang tertimbun. Pembenahan akan terus dilakukan hingga masa tanggap darurat bencana di sana berakhir pada 12 Agustus 2020 mendatang.

1. Puluhan aset dan infrastruktur milik pemerintah dilaporkan rusak

Banjir Bandang Masamba Luwu Utara, Infrastruktur Rusak Mulai DibenahiKondisi pasca banjir di Masamba Luwu Utara, Kamis (16/7/2020). Humas Pemprov Sulsel

Polda Sulsel mencatat, puluhan aset dan infrastruktur milik pemda setempat rusak akibat terjangan banjir bandang. Mulai dari rumah jabatan bupati dan wakil bupati, kantor pemerintahan, masjid, sekolah, hingga bandara yang sempat terendam saat bencana terjadi. Selain itu terdapat pula lahan pertanian warga hingga bendungan yang ikut terdampak. “Adapun kerugian material akibat bencana alam banjir dan tanah longsor diperkirakan Rp50.000.000.000,” jelas Ibrahim.

Warga terdampak bencana, jelas Ibrahim, mengungsi di 19 pos pengungsian di dua kecamatan terpisah. Rinciannya, 1.420 jiwa di Kecamatan Baebunta dan 1.444 jiwa di Kecamatan Masamba. Dua kecamatan itu terdampak parah bencana banjir bandang.

“Kita masih melakukan monitoring dan membantu melakukan evakuasi korban dan memberi bantuan bahan pokok serta obat-obatan,” ungkap Ibrahim.

Baca Juga: Korban Jiwa Akibat Banjir Bandang di Masamba Diprediksi Bertambah

2. Polda Sulsel dan tim gabungan sediakan fasilitas trauma healing untuk korban terdampak bencana

Banjir Bandang Masamba Luwu Utara, Infrastruktur Rusak Mulai DibenahiPosko trauma healing untuk warga korban banjir bandang di Masamba, Luwu Utara. IDN Times/Humas Polda Sulsel

Lebih lanjut dijelaskan Ibrahim, pihaknya bersama jajaran gabungan tim kemanusiaan lainnya juga telah menyediakan sarana khusus pemulihan trauma untuk korban terdampak bencana. Posko pemulihan trauma khususnya diperuntukkan ke anak-anak yang ikut menjadi korban. Selain diajak belajar dan bermain, anak-anak juga dipulihkan mentalnya melalui bimbingan psikolog yang telah disediakan khusus.

Sementara itu, posko pemulihan trauma, kata Ibrahim, sementara ini masih didirikan terbatas di beberapa lokasi yang menjadi pusat pengungsian di kawasan Masamba. Proses ini akan terus berlanjut seiring dengan perbaikan sejumlah fasilitas di sana. “Kita berharap anak-anak ini bisa hilang trauma akibat banjir bandang yang dialami dan mengembalikan keceriaan mereka,” ujar mantan Kabid Humas Polda Sulawesi Utara ini.

Baca Juga: Walhi: Banjir di Luwu Utara karena Pembalakan Hutan Berskala Besar

3. Sebanyak 38 korban meninggal dunia akibat bencana banjir bandang di Masamba

Banjir Bandang Masamba Luwu Utara, Infrastruktur Rusak Mulai DibenahiTim SAR gabungan mengevakuasi korban banjir bandang di Masamba, Luwu Utara. IDN Times/Basarnas Makassar

Per Minggu, 19 Juli 2020 lalu, Basarnas Makassar mencatat sebanyak 38 korban meninggal dunia akibat bencana banjir bandang di Masamba. 15 orang laki-laki dan 23 orang perempuan. 10 orang lainnya masih dalam proses pencarian. Tim SAR gabungan masih berupaya mencari korban yang belum ditemukan. Polda Sulsel melalui tim DVI Bidokkes, juga berupaya untuk mengidentifikasi korban yang belum diketahui identitasnya.

“5 orang yang belum teridentifikasi,” ucap Ibrahim.

Jumlah rumah yang rusak tercatat sebanyak 4.202 unit, sekolah 9 unit, 13 unit rumah ibadah yang terdiri dari 12 masjid dan satu gereja. Ditambah fasilitas kesehatan yang rusak masing-masing, satu puskesmas, satu laboratorium kesehatan daerah dan satu unit PSC serta delapan kantor pemerintahan. Insfrastruktur jalan juga tak luput dari hantaman bencana banjir, di mana akses jalan yang terdampak, total sepanjang 12,8 kilometer, serta 9 jembatan mengalami kerusakan.

Baca Juga: Viral Video Bantuan Korban Banjir Masamba Berserakan di Semak-semak 

Topik:

  • Irwan Idris

Berita Terkini Lainnya