TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Rapid Test Reaktif, 11 Santri Asal Pulau di Makassar Dikarantina Hotel

Mereka merupakan santri Ponpes Al-Fatih, Temboro, Jawa Timur

Santri Ponpes Temboro jalani isolasi program Wisata COVID-19 di salah satu hotel di Makassar, Sulawesi Selatan, 6 Mei 2020. (IDN Times/Pemkot Makassar)

Makassar, IDN Times - Sebelas orang santri asal Pulau Kodingareng di Kota Makassar, Sulawesi Selatan, mengikuti program karantina wisata COVID-19 di Hotel Swiss Bell Makassar, Rabu (6/5). Para santri Pondok Pesantren Al-Fatih, Temboro, Jawa Timur itu dinyatakan reaktif COVID-19 melalui rapid test.

"Sebanyak 11 santri dengan kesadaran sendiri akhirnya bersedia menyeberang pulau bersama tim untuk mengikuti program Wisata COVID-19 yang dicanangkan oleh Pemprov Sulsel," kata Iqbal dalam keterangan tertulis yang diterima jurnalis, Rabu.

1. Sebelas Santri asal Pulau Kodingareng masuk dalam klaster Temboro

Santri positif corona kluster Temboro, jalani isolasi program Wisata COVID-19 di Hotel, Makassar. IDN Times/Pemkot Makassar

Iqbal mengungkapkan, beberapa waktu lalu sebanyak 774 santri Pondok Pesantren Al Fatah Temboro, Jawa Timur, pulang kampung ke Sulawesi Selatan. Beberapa diantara mereka yang kini tersebar di sejumlah kabupaten/kota dinyatakan reaktif corona usai menjalani rapid test.

Demikian pula dengan 19 santri yang kembali ke kampung halamannya di Pulau Kodingareng. Sebagian besar dari mereka dinyatakan reaktif corona usai dilakukan pemeriksaan oleh pihak puskesmas setempat. Dinas Kesehatan Sulsel sebelumnya telah menyatakan, bahwa para santri tersebut masuk dalam klaster Temboro.

"Tim Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kota Makassar beberapa kali mendatangi pulau tersebut untuk dilakukan penjemputan terhadap santri yang positif namun selalu gagal karena dihalang-halangi warga setempat," jelas Iqbal.

Baca Juga: Rapid Test di Sulsel, 16 Santri dari Jatim Terindikasi Positif Corona

2. Melalui Wisata COVID-19 santri positif dijamin kesembuhannya

Penjabat Wali Kota Makassar Iqbal Suhaeb. IDN Times/Pemkot Makassar

Sempat terjadi tarik ulur kesepakatan antara tim gugus COVID-19 dengan para keluarga santri di lobi hotel. Pihak keluarga, kata Iqbal, masih keberatan jika mereka dipisahkan dengan anak-anaknya. Namun setelah diberikan penjelasan, barulah pihak keluarga santri ini kemudian memahami pentingnya isolasi.

"Anak-anak kita ini kan habis pendidikan di Jawa dan baru usai melakukan perjalanan jauh. Hasil pemeriksaan dinyatakan positif. Insya Allah di sini akan dilakukan pemulihan, melalui pengobatan dan pemenuhan gizi yang dibutuhkan," jelas Iqbal.

Menurutnya, program pemulihan ini jauh lebih baik dibandingkan jika santri harus tinggal bersama keluarga di rumah. Santri dianggap dapat menjadi kurir penyebaran terhadap orang-orang di sekitar karena sistem kekebalan tubuh atau imunnya masih cukup baik.

"Beda dengan kita yang sudah tua, mungkin sudah ada yang mengidap penyakit tertentu, itu sangat berisiko. Nanti jika sudah diperiksa ulang dan dianggap semua virus dalam tubuhnya sudah hilang baru boleh bergaul bersama kita," ucap Iqbal.

Baca Juga: Tiba di Makassar, Ratusan Santri dari Jatim Jalani Rapid Test COVID-19

Berita Terkini Lainnya