TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Keracunan Massal di Takalar, Sampel Makanan Masih Diperiksa

Satu orang meninggal di antara seratusan orang keracunan

Petugas Polres Takalar menyambangi rumah penyelenggara takziah/Polres Takalar

Makassar, IDN Times - Petugas Polres Takalar masih menyelidiki soal kasus dugaan keracunan seratusan warga di Desa Pakabba, Kecamatan Galesong Utara.

Sebelumnya diberitakan satu orang meninggal di antara orang yang terkena keracunan massal. Kejadian itu tak lama usai warga ramai-ramai menyantap makanan di sebuah acara takziah.

"Jadi masih menunggu (hasil uji kadar makanan) dari labfor (laboratorium forensik)," kata Kapolres Takalar AKBP Beny Murjayanto kepada IDN Times saat dikonfirmasi, Senin (4/10/2021).

Baca Juga: Keracunan Massal di Takalar, Satu Orang Meninggal

1. Polisi periksa enam saksi

Petugas Polres Takalar menyambangi rumah penyelenggara takziah/Polres Takalar

Kejadian keracunan massal tersebut terjadi setelah warga mendatangi kegiatan takziah di rumah seorang warga, pada Rabu, 29 September 2021. Mereka sempat menyantap makanan yang disediakan tuan rumah.

Beny mengatakan sebagian warga ada yang membawa pulang makanan ke rumahnya smasing-masing. "Nah setelah mereka selesai menyantap nasi dus itulah, mereka mulai merasakan gejalah mual, pusing, muntah-muntah dan lemas," ungkap Benny.

Selain mengolah tempat kejadian, kepolisian juga telah memeriksa sejumlah saksi terkait kasus keracunan massal tersebut. Di antaranya, keluarga penyelenggara takziah hingga pengelola katering atau usaha penyedia makanan siap saji.

2. Penyelenggara takziah sediakan 250 nasi dus untuk peserta

Petugas Polres Takalar menyambangi rumah penyelenggara takziah/Polres Takalar

Terpisah, Camat Galesong Utara Amran Jaya Torada mengatakan, penyelenggara takziah sempat menyiapkan konsumsi sebanyak 250 konsumsi berupa nasi dus. "Awalnya ada warga langsung makan ada yang besoknya baru dimakan," kata Amran saat dikonfirmasi terpisah.

Warga baru merasakan gejala diaere, muntah hingga lemas karena diduga kekurangan cairan, pada Jumat, 1 Oktober. Namun warga menganggap bahwa kondisi yang dialami hanya sakit biasa.

"Ada sebagian warga inisiatif sendiri menuju ke Puskesmas Angin Toa, untuk memeriksakan diri," jelasnya.

Tepat pada Sabtu, 2 Oktober pagi, warga berinsial AR, dibawa ke Rumah Sakit Labuang Baji Makassar karena kondisinya sangat mencemaskan. Pukul 13.00 WITA siang, bocah 8 tahun itu dinyatakan meninggal dunia.

"Nah anak ini kondisinya memang sangat gawat," ucap Amran.

Baca Juga: Pria di Takalar Bacok Pembeli Bakso, Polisi Selidiki Motif Pelaku

Berita Terkini Lainnya