Jangan Salah, Ini Perbedaan Suspect Virus Corona dan Penyakit Biasa
Jangan asal sebut orang sakit flu sebagai suspect corona ya
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Makassar, IDN Times - Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mengantisipasi penyebaran virus corona strain baru yang diberi nama 2019-nCoV. Sejauh ini, virus tersebut belum masuk Indonesia. Beberapa kasus suspect pun berujung negatif.
Meski demikian, penyebaran virus tersebut menimbulkan keresahan di tengah masyarakat. Saking khawatirnya, setiap orang atau pasien yang menderita demam, batuk flu, sakit tenggorokan pun dianggap telah suspect (diduga) 2019-nCoV.
Kemenkes menegaskan, gejala penderita nCoV dan flu biasa sangat jelas bedanya. Nah, supaya kamu tidak asal sebut orang yang sedang sakit sebagai suspect 2019-nCoV, Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kemenkes Anung Sugihantono menjelaskan perbedaannya.
1. Tiga pembagian berdasarkan konfirmasi laboratorium
Anung menyebut perbedaan konfirmasi laboratorium untuk sebuah kasus infeksi yang terbagi menjadi tiga, yakni People Under Observation, Suspect, dan Confirm.
People Under Observation, jelas Anung, merupakan semua orang yang memiliki gejala batuk pilek atau gejala seperti penderita nCoV. Namun, pasien tidak memiliki riwayat perjalanan ke wilayah penyebaran nCoV maupun riwayat kontak dengan penderita nCoV.
Lain halnya dengan suspect, kata Anung.
Suspect, imbuhnya, merupakan orang yang memiliki gejala batuk pilek, demam atau sakit tenggorokan. Hal itu ditambah dengan fakta kunci lainnya, yakni pasien itu memiliki riwayat perjalanan ke wilayah penyebaran nCoV maupun memiliki riwayat kontak dengan penderita nCoV.
“Tapi kalau suspect, dilakukan pemeriksaan lab dan ditemukan virus jenis corona itu disebut probable. Kalau ketemunya virus novel corona baru disebut Confirm,” kata Anung dilansir dari situs kemkes.go.id, Rabu (29/1).
Baca Juga: Wisman Asal Hong Kong di Sorong Suspect Virus Corona