TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Jangan Salah, Ini Perbedaan Suspect Virus Corona dan Penyakit Biasa

Jangan asal sebut orang sakit flu sebagai suspect corona ya

Kondisi warga di Hong Kong di tengah penyebaran virus Corona, Selasa (28/1). (IDN Times/Yogi Pasha)

Makassar, IDN Times - Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mengantisipasi penyebaran virus corona strain baru yang diberi nama 2019-nCoV. Sejauh ini, virus tersebut belum masuk Indonesia. Beberapa kasus suspect pun berujung negatif. 

Meski demikian, penyebaran virus tersebut menimbulkan keresahan di tengah masyarakat.  Saking khawatirnya, setiap orang atau pasien yang menderita demam, batuk flu, sakit tenggorokan pun dianggap telah suspect (diduga) 2019-nCoV.

Kemenkes menegaskan, gejala penderita nCoV dan flu biasa sangat jelas bedanya. Nah, supaya kamu tidak asal sebut orang yang sedang sakit sebagai suspect 2019-nCoV, Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kemenkes Anung Sugihantono menjelaskan perbedaannya. 

1. Tiga pembagian berdasarkan konfirmasi laboratorium

Coronavirus (Wikipedia/Centers for Disease Control and Prevention's Public Health Image Library)

Anung menyebut perbedaan konfirmasi laboratorium untuk sebuah kasus infeksi yang terbagi menjadi tiga, yakni People Under Observation, Suspect, dan Confirm.

People Under Observation, jelas Anung, merupakan semua orang yang memiliki gejala batuk pilek atau gejala seperti penderita nCoV. Namun, pasien tidak memiliki riwayat perjalanan ke wilayah penyebaran nCoV maupun riwayat kontak dengan penderita nCoV.

Lain halnya dengan suspect, kata Anung.

Suspect, imbuhnya, merupakan orang yang memiliki gejala batuk pilek, demam atau sakit tenggorokan. Hal itu ditambah dengan fakta kunci lainnya, yakni pasien itu memiliki riwayat perjalanan ke wilayah penyebaran nCoV maupun memiliki riwayat kontak dengan penderita nCoV.

“Tapi kalau suspect, dilakukan pemeriksaan lab dan ditemukan virus jenis corona itu disebut probable. Kalau ketemunya virus novel corona baru disebut Confirm,” kata Anung dilansir dari situs kemkes.go.id, Rabu (29/1).

2. Semua jenis virus akan dikonfirmasi oleh Kemenkes

Wisatawan mengunjungi Dazaifu memakai masker di Dazaifu, Prefektur Fukuoka, Jepang. (ANTARA FOTO/REUTERS/The Yomiuri Shimbun/Takashi Ozaki)

Terkait status Confirm, lanjut Anung,  seorang pasien harus benar-benar terkonfirmasi secara pemeriksaan laboratorium. Semua jenis virus, kata dia,  akan dikonfirmasi akhir oleh Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kemenkes.

“Kami sudah melakukan pemeriksaan terhadap orang yang masuk ke kategori People Under Observation, ada 13 orang dan 11 orang di antaranya negatif nCoV, sementara 2 orang lainnya masih diperiksa. Hingga hari ini tidak ditemukan nCoV Confirm di Indonesia,” ujar Anung.

Untuk informasi lebih lanjut, masyarakat  dapat menghubungi nomor hotline Halo Kemkes melalui nomor hotline 1500-567, SMS 081281562620, faksimili (021) 5223002, 52921669, dan alamat email kontak@kemkes.go.id.(D2)

Baca Juga: Wisman Asal Hong Kong di Sorong Suspect Virus Corona

Berita Terkini Lainnya