Industri Kapal Pinisi di Bulukumba Terancam karena Kekurangan Kayu
Tidak menutup kemungkinan produksi disetop sementara
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Makassar, IDN Times - Sejumlah pengrajin sekaligus pelaku industri kapal pinisi di Kabupaten Bulukumba, Sulawesi Selatan, mengaku mulai kesulitan mendapatkan pasokan bahan baku kayu.
Kondisi itu diungkapkan Direktur Perkumpulan Jurnalis Advokasi Lingkungan (JURnaL) Celebes, Mustam Arif, dalam diskusi sekaligus ekspos hasil riset soal anjloknya industri kayu di Sulsel.
"Bahan baku utama pembuatan kapal pinisi yang sulit untuk didapatkan itu ada adalah kayu bitti yang dalam bahasa latinnya dikenal sebagai Vitex Cofasus," ungkap Mustam pada diskusi di Makassar, Sabtu (19/6/2021).
Baca Juga: 7 Fakta Pinisi Kapal Buatan Tangan Suku Bugis Telah Menjelajahi Dunia
1. Imbas dari maraknya pembalakan liar
Mustam bilang, selain Bulukumba, hanya ada dua daerah yang menjadi penghasil utama kayu bitti di Sulsel, yakni Kabupaten Sinjai dan Gowa. Namun seiring berjalannya waktu, daerah penghasil pun kesulitan dalam berproduksi.
Kesulitan produksi, menurut Mustam, merupakan imbas dari masifnya pembalakan liar yang terjadi di kawasan hutan penghasil kayu di Sulsel. "Kasus pembalakan meningkat 70 persen bahkan sebelum pandemik," ujar Mustam.
Mustam menyatakan, temuan merupakan tindak lanjut dari pemantauan sejak Januari 2021 hingga kini. Fokus pemantauan dibagi menjadi dua sektor. Pertama pembalakan liar dan kedua adalah anjloknya industri kecil pengelolaan kayu.
Baca Juga: 5 Spot Wisata Pantai Terbaik di Bulukumba, Menakjubkan!