IDI Sebut Rencana New Normal Pemkot Makassar Tidak Jelas
Soal pengetatan dan pengawasan disebut masih ambigu
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Makassar, IDN Times - Humas Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Cabang Makassar dr Wachyudi Muchsin melayangkan kritik terhadap rencana Pemerintah Kota menerapkan kebijakan new normal atau pola hidup normal baru di tengah pandemik. Makassar disebut belum siap untuk itu.
Wachyudi mengatakan, rencana pemberlakuan new normal seharusnya didahului dengan penerapan gaya hidup baru. Bagaimana masyarakat didorong menerapkan gaya hidup yang taat dengan protokol pencegahan COVID-19.
"Harus pola hidup berubah dulunya orang malas cuci tangan, sekarang sering-sering cuci tangan, kumpul-kumpul ada jarak, pakai masker," ujar Humas IDI Makassar dr Wachyudi Muchsin kepada IDN Times, Sabtu (30/5).
Wachyudi menyinggung soal rencana Pemkot menetapkan lima protokol kesehatan untuk pemberlakuan new normal. Namun Pj Wali Kota Yusran Jusuf telah menyatakan bahwa rencana itu belum bisa diterapkan dalam waktu dekat.
Baca Juga: Pj Wali Kota Akui Makassar Belum Bisa Langsung Terapkan New Normal
1. Pengetatan dan pengawasan di new normal dianggap masih ambigu
Wachyudi menyebut rencana new normal oleh Pemkot Makassar tidak didukung ketersediaan infrastruktur. Begitu pula kesadaran pemangku kebijakan terhadap posisi kesehatan di antara sektor sosial dan ekonomi.
"Tidak didukung aturan atau kebijakan jelas dari keputusan yang mau diberlakukan untuk sosial kemasyarakatan dan ekonomi. Karena kan, katanya mau diparalelkan tiga (sektor), kesehatan, sosial dan ekonomi. Ingat, kita berada di pandemi COVID-19, sehingga panglima tertinggi adalah kesehatan," Wachyudi menjelaskan.
Menurut dia, protokol kesehatan yang disiapkan oleh Pemkot juga masih mengambang. Sehingga diragukan efektivitasnya jika memang akan diterapkan.
"Yang bagaimana maksudnya protap ketat kesehatan. Seperti apa perketatannya. Pengawasannya bagaimamana. Nah ini kan yang masih cukup ambigu menurut kami," Wachyudi melanjutkan.
Baca Juga: Imbas Pandemik COVID-19, PMI Makassar Kekurangan Stok Darah