TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Gugus Tugas Sulsel Sesalkan Dokter Rawat Sendiri 190 Pasien COVID-19

Gugus Tugas bakal minta klarifikasi Dinas Kesehatan

Kunjungan Gugus Tugas pusat ke posko Gugus Tugas COVID-19 Sulsel di Makassar, Minggu (7/6). Humas Pemprov Sulsel

Makassar, IDN Times - Juru bicara Tim Gugus Tugas COVID-19 Sulawesi Selatan Prof Syafri Kamsul Arif menyesalkan kejadian yang dialami dokter Sugih Wibowo. Dokter asal Kabupaten Maros itu diketahui harus berjuang sendiri merawat 190 orang pasien COVID-19 yang menjalani isolasi di Hotel Harper, Kota Makassar.

Gugus Tugas, kata Syafri, baru mengetahui soal itu. Pihaknya akan mempelajari kejadian itu.

"Kami gugus tugas sebetulnya bukan secara teknis melihat itu, tapi sangat disayangkan kalau memang begitu. Saya secara teknis (akan) meminta klarifikasi dari Dinkes Maros dan Dinkes Provinsi (Sulsel)," kata Syafri kepada jurnalis di Makassar, Sabtu (4/7).

Baca Juga: Kisah Dokter di Makassar Seorang Diri Menangani 190 Pasien Corona

1. Gugus Tugas usulkan penambahan dokter di Hotel Harper

Program Wisata COVID-19 di Hotel Harper Makassar. Dokumentasi Hotel Harper Makassar

Syafri menyatakan tidak menyangka bahwa ketersediaan dan kesiapan tenaga kesehatan di daerahnya masih tidak teratur. Menurutnya, kondisi yang dialami dr Sugih jadi bukti. Dia juga menyebut kondisi tersebut sebagai pembiaran.

Syafri menerima informasi bahwa selain bertugas sendirian sebagai dokter di lokasi karantina, dr. Sugih juga berperan sebagai penanggung jawab seluruh pasien. Sejak bertugas mulai 25 Mei 2020, dr. Sugih disebut hanya didampingi tiga orang perawat.

"Terkait (bertugas) sendiri, itu harus dikoordinasikan. Makanya kami juga akan pertanyakan kenapa dia (dokter Sugih) sendiri di (Hotel) Harper itu. Tanggung jawab dari Dinkes Maros kenapa dia sendiri. Saya kira akan diklarifikasi dan perlu penambahan dokter itu," ucap Syafri.

2. Soal insentif belum cair, ini penjelasannya

Ilustrasi petugas medis (ANTARA FOTO/Yulius Satria Wijaya)

Syafri mengaku pihaknya juga mendapatkan informasi bahwa dr. Sugih sama sekali belum menerima insentif penanganan COVID-19. Gugus Tugas bakal menanyakan soal itu kepada Dinas Kesehatan maros.

Namun, secara umum, kata Syafri, insentif untuk tenaga kesehatan di Sulsel telah terealisasi separuh. Khususnya di sejumlah rumah sakit yang menangani pasien COVID-19. Dalam kasus dokter Sugih menurut Syafri, kemungkinan besar ditangani oleh pemerintah setempat.

"Itu sudah dicairkan yang bulan Maret-April. makanya saya pertanyakan kenapa dokter (Sugih) itu belum dicairkan. Harus diusulkan oleh institusinya. Misalnya kalau dia dari Dinkes, harusnya Dinkes Maros atau Sulsel yang mengusulkan. Harus dapat," ujarnya.

Baca Juga: Anggaran Penanganan COVID-19 di Sulsel Baru Terpakai Rp146 Miliar

Berita Terkini Lainnya