Eks Napi Teroris di Sulsel Akui Rumit Memberantas Paham Ekstrem
Masyarakat diharapkan berperan aktif menangkal paham keliru
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Makassar, IDN Times - Ketua Forum Umat Islam Bersatu (FUIB) Sulawesi Selatan, Ustaz Mukhtar Daeng Lau, mengungkap pandangannya mengenai maraknya aksi terorisme di Indonesia belakangan ini.
Peristiwa teror paling menyita perhatian tahun ini, adalah bom gereja Katedral Makassar oleh pasutri L dan YSF, Maret 2021 lalu. Dari kejadian itu, polisi menangkap 53 anggota Jemaah Ansharut Daulah (JAD), menyusul penangkapan 3 orang mantan pentolan Front Pembela Islam (FPI) Makassar.
"Saya kira ini adalah persoalan yang rumit yang berkaitan dengan masalah teroris, masalah radikalis dan masalah separatis," kata Muktar kepada jurnalis saat ditemui, Kamis (20/5/2021).
1. Seseorang bisa terpapar paham ekstrem karena informasi yang menyesatkan
Menurut Mukhtar, banyak individu yang keliru memahami ideologi atau informasi yang diterimanya. Berbagai faktor jadi penyebab, antara lain kurangnya referensi pengetahuan atas sumber informasi.
Berdasarkan pengalamannya sebagai mantan terpidana kasus terorisme, Mukhtar menjelaskan, pola pikir seseorang bisa berubah radikal dan ekstrem karena terpapar informasi keliru. Salah satunya hoaks.
"Jangan mudah terpapar, jangan mudah mempercayai berita-berita (informasi) hoaks, yang kemungkinan belum kita tahu bagaimana sumbernya. Apakah dia benar atau tidak," tegasnya.
Baca Juga: Mengurai Benang Kusut Terorisme dan Kekerasan Bersama KontraS Sulawesi
Baca Juga: Eks Napi Terorisme Bom Makassar Ungkap Pola Doktrinasi Paham Ekstrem