TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Basarnas Hentikan Operasi Tanggap Bencana di Bantaeng dan Jeneponto  

Basarnas berhasil menemukan seluruh jenazah korban

Ilustrasi. Tim SAR gabungan melakukan pencarian korban longsoran di Jenepoto. IDN Times/Basarnas Makassar

Makassar, IDN Times - Basarnas Makassar, menghentikan operasi pencarian korban dalam peristiwa banjir di Kabupaten Bantaeng dan tanah longsor di Kabupaten Jeneponto, Sulawesi Selatan. Bencana melanda dua daerah tersebut di saat bersamaan, tepatnya pada Jumat (12/6) malam lalu.

"Operasi SAR sudah dihentikan karena banjir sudah surut baik di Bantaeng dan Jeneponto. Dan tanah longsor juga sudah dihentikan karena 4 korban sudah ditemukan dalam kondisi meninggal dunia," kata Kepala Basarnas Makassar Mustari, kepada IDN Times, Rabu (17/6).

1. Banjir di Banteng, satu remaja meninggal dunia terseret arus

Bencana banjir di Kabupaten Bantaeng, Sulsel. IDN Times/Basarnas Makassar

Di Bantaeng, banjir melanda dua kecamatan terdampak parah, yaitu Kecamatan Bisappu dan Kecamatan Bantaeng. Satu orang warga meninggal dunia akibat terseret arus banjir. Selebihnya banjir mengakibatkan rumah-rumah warga dan beberapa fasilitas umum rusak.

"Kecamatan Bantaeng sendiri, bentuk parahnya itu sampai ada rumah bergeser sampai ke tengah jalan. Itu karena derasnya arus. Dan ada beberapa rumah memang yang hancur," kata Koordinator Pos Basarnas Bantaeng, Arman, Sabtu (13/6) lalu.

Satu orang yang meninggal dunia berusia 19 tahun. Pemuda asal Kampung Beru, Kecamatan Bissappu itu, dilaporkan terseret arus banjir saat hendak mengamankan peti ikan milik kakaknya di pasar lokasi setempat, sekitar pukul 19.00 WITA.

Jasadnya ditemukan sekitar 300 meter dari lokasi awal. Jenazah dikabarkan telah dimakamkan oleh keluarganya, siang tadi. Banjir terjadi akibat hujan deras yang melanda daerah itu. Belum lagi meluarpnya air di Sungai Calendu dan rusaknya penampungan Cekdam Balang Sikuyu yang tidak mampu menampung debit air.

Baca Juga: Tim SAR Temukan Jenazah Keempat Korban Longsor di Jeneponto

2. Empat korban akibat banjir dan tanah longsor di Jeneponto

Tim SAR gabungan melakukan pencarian korban terdampak longsor di Jeneponto. IDN Times/Basarnas Makassar

Di Jeneponto, banjir dan tanah longsor mengakibatkan empat korban meninggal dunia. Mereka umummya menjadi korban akibat tertimbun material longsoran hingga terseret arus banjir aliran sungai. Keempatnya masing-masing adalah, Madeng (50), Yabu (60), Neneng (60) dan Alang sebelumnya ditulis NN.

Keempat korban ditemukan secara bertahap, sejak bencana terjadi. Setelah menerima laporan korban jiwa akibat dampak bencana tim SAR gabungan, khususnya Basarnas Kota Makassar langsung bergerak cepat. Korban pertama yang berhasil dievakuasi adalah Madeng. Korban ditemukan tertimbun material longsoran di Desa Rumbia, pada Sabtu (13/6) sekitar pukul 15.05 WITA.

Menyusul temuan jenazah korban Yabu di sungai dekat jembatan penghubung antara Desa Sapanang dan Desa Kayu Loe Barat, Minggu (14/6). Korban ketiga yang ditemukan adalah Alang. Remaja 13 tahun ditemukan di sungai di Desa Kayu Loe Barat, kurang lebih 25 kilometer dari lokasi kejadian, Senin (15/6). Korban berikutnya ritemukan pinggir sungai, Dusun Belong, Desa Rumbia, Kecamatan Rumbia, Selasa (16/6) sekitar 09.00 WITA, kemarin.

Baca Juga: Rumah Bergeser ke Tengah Jalan Terseret Arus Banjir di Bantaeng

Berita Terkini Lainnya