TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Banjir Bandang di Masamba, 13 Orang Meninggal Dunia, 46 Masih Dicari

Korban meninggal ditemukan di sejumlah lokasi berbeda

Banjir Bandang di Masamba, Luwu Utara. Dok. IDN Times/Kemenhub

Makassar, IDN Times - Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan (Basarnas) Makassar dan tim SAR gabungan masih terus melakukan pencarian terhadap tujuh korban terdampak banjir bandang di Masamba, Kabupaten Luwu Utara, Sulawesi Selatan. Jumlah korban yang sejauh ini dicatat Basarnas Makassar sebanyak 69 orang.

Kepala Kantor Basarnas Makassar Mustari dalam keterangan tertulisnya menyebut, 10 orang selamat, 13 orang meninggal dunia, dan 46 orang lainnya masih dalam pencarian. Mereka dilaporkan keluarga masing-masing ke posko Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Luwu Utara.

"Laporan korban dalam pencarian sementara ada sebanyak 38 orang dalam pencarian, info dari SAR Pramuka peduli posko pengungsian sementara di TPA Meli Patambua. Sementara data korban belum bisa divalidasi, 3 orang di Kecamatan Baebunta dan 5 orang di Kecamatan Masamba," kata Mustari, Selasa (14/7/2020).

1. Korban ditemukan di sejumlah lokasi berbeda di Luwu Utara

Banjir Bandang Luwu Utara (Dok. Kemenhub)

Banjir bandang di Masamba, Luwu Timur, terjadi Senin, 13 Juli 2020, sekitar pukul 20.00 WITA. Banjir berasal dari luapan dua sungai yaitu Sungai Masamba dan Sungai Meli. Korban meninggal dunia dan selamat dikabarkan ditemukan di sejumlah lokasi di Kecamatan Masamba. Di antaranya di Desa Radda dan Kampung Karra.

Sebagian dari korban yang meninggal dunia belum teridentifikasi. Mereka selanjutnya dievakuasi ke rumah sakit umum daerah setempat untuk dilakukan pendataan. PMI Luwu Utara mencatat, banjir tersebut merusak ratusan rumah warga. Bahkan ada rumah yang hanyut bersama penghuninya sehingga mengakibatkan adanya korban jiwa.

Sejauh ini otoritas setempat belum memastikan berapa orang tewas karena kejadian itu. "Ada luka, ada yang patah, juga ada yang hanyut dan meninggal dunia. Tapi masih terus dilakukan pencarian korban," kata Sekretaris PMI Luwu Utara, Amiruddin, saat dikonfirmasi, Selasa petang.

Baca Juga: Banjir di Masamba, Kantor Bupati dan DPRD Jadi Lokasi Pengungsian

2. Banjir merusak sejumlah fasilitas umum

Banjir bandang yang menerjang Luwu Utara. IDN Times/Istimewa

Banjir yang membawa material lumpur tidak hanya mengakibatkan rumah warga hanyut. Pagar rumah jabatan Bupati Luwu Utara juga ambruk diterjang air bah. "Kendaraan rusak dan ada yang ikut hanyut seperti motor. Ini sementara pencarian korban. Bantuan personel dari BPBD Luwu Timur dan Basarnas Kendari, Sulawesi Tenggara, juga sudah datang," ungkap Amiruddin.

Terpisah, Kepala Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPDB) Sulsel, Endro Yudo Waryono, mengatakan, ketinggian banjir mencapai dua meter. Material lumpur yang terbawa banjir membuat jalan Trans Sulawesi lumpuh total.

Endro juga mengatakan bahwa selain Sungai Masamba dan Meli, Sungai Radda yang terhubung dengan sungai lainnya telah lebih dulu meluap. Sungai Radda ini berjarak sekitar 2 kilometer dari pusat Kota Masamba. "Musibah ini terjadi hampir bersamaan dengan meluapnya sungai Masamba yang meluber hingga Bandar Udara Andi Djemma, Senin malam," kata Endro.

Baca Juga: Banjir Bandang di Masamba Tewaskan Warga, Trans Sulawesi Terputus

Berita Terkini Lainnya