Administrasi Rumit, Nakes di Makassar Belum Terima Utuh Insentif
Janji insentif Presiden Jokowi untik nakes masih bermasalah
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Makassar, IDN Times - Insentif tenaga kesehatan yang sempat disinggung Presiden Joko "Jokowi" Widodo pada sidang kabinet paripurna masih jadi persoalan yang belum tuntas. Di Makassar, sebagian dokter dan perawat belum menerima insentif secara utuh.
Kondisi itu diungkapkan Direktur Rumah Sakit Daerah Khusus Dadi, dr Arman Bausat. Menurutnya, persoalan insentif disebabkan persoalan administrasi.
"Ini verifikasinya yang rumit. Jadi apa yang dijanjikan oleh pemerintah tidak serta merta (cair). Misalnya untuk dokter spesialis yang Rp15 juta per bulan itu belum semuanya dapat," dr Arman kepada wartawan di Makassar, Selasa (30/6).
Baca Juga: Disentil Jokowi Soal Insentif, Realisasi Anggaran Kemenkes 17,6 Persen
1. Sebagian nakes baru menerima 80 persen insentif di bulan April
Arman mengatakan, tenaga kesehatan di RSKD Dadi baru menerima sebagian insentif pada bulan April 2020. Sedangkan insentif untuk Mei dan Juni belum sama diterima.
Menurut Arman, rumitnya persoalan administrasi menjadi salah satu kendala. Misalnya, belum jelas kebijakan soal klasifikasi insentif bagi dokter spesialis selain tenaga kesehatan umum.
Arman kemudian membandingkan insentif bagi dokter spesialis yang masuk selama 30 hari masa kerja dengan dokter yang hanya tiga hingga sepuluh kali masuk dalam satu bulan. Jumlah insentifnya sama. Proses verifikasi pun disebut lumayan panjang.
"80 persen sudah dikasih untuk bulan April. Insentif nakes setelah diverifikasi oleh tim, baik dari Dinas Kesehatan mau pun tim yang lain di Pengembangan dan Pemberdayaan Sumber Daya Manusia (PPSDM) Kemenkes sudah disetujui tapi belum dibayar," Arman menerangkan.
Baca Juga: Jokowi Kritik Insentif Kesehatan Lambat, Menkeu: Sudah 4,68 Persen