Demo Pemprov, Perempuan Kodingareng Demo Bawa 'Gurita Oligarki'
WALHI sebut penambangan pasir laut sebagai dampak oligarki
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Makassar, IDN Times - Komunitas perempuan Pulau Kodingareng berdemonstrasi di depan Kantor Gubernur Sulawesi Selatan, Jalan Urip Sumoharjo Makassar, Rabu (5/10/2022). Mereka membawa patung gurita raksasa sebagai bentuk perlawanan terhadap oligarki.
Aksi yang didukung oleh aktivis Wahana Lingkungan Hidup (WALHI) Sulsel bersama Greenpeace Indonesia digelar sebagai peringatan atas disahkannya Undang-Undang Cipta Kerja yang dianggap berdampak buruk bagi masyarakat. Aksi mereka mendapat perhatian pengendara yang melintas.
"Jadi aksi teman-teman hari ini dari Koalisi Save Spermonde, dan kami juga membawa salah satu korban dari oligarki di Indonesia itu sendiri yakni para perempuan pejuang Kodingareng," kata aktivis WALHI Sulsel, Herly kepada wartawan di lokasi.
Baca Juga: Hari Kedua Operasi Zebra 2022 Makassar, Pelanggar Diminta Buat Video
1. Pilih Gurita sebagai simbol Oligarki
Boneka Gurita dibikin dari barang-barang bekas, seperti sampah plastik yang jadi bentuk pencemaran lingkungan. Selama unjuk rasa, tidak ada satu pun orang berorasi dengan pengeras suara. Demonstran cuma berdiri menunjukkan boneka gurita sembari memegang poster tuntutan.
Beberapa poster tertulis "nenek moyangku seorang pelaut, bukan penambang pasir laut", kemudian ada "lindungi masyarakat pesisir dan pulau kecil spermonde". Mereka menyinggung maraknya penambangan pasir laut untuk tujuan reklamasi, yang berdampak buruk bagi kehidupan masyarakat pesisir.
"Lalu kenapa kami memilih gurita, karena menurut kami guruta merupakan simbolis oligarki yang paling tepat. Dan lalu barang bekas yang kita pakai untuk membuat aksi ini aksi yang ramah lingkungan," kata Herly.
Baca Juga: Bendera Merah Putih Berkibar di Dasar Laut Pulau Kodingareng Keke