TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Zulkifli Hasan Ungkap Hasil Pertemuan 6 Ketum Parpol dengan Jokowi

Zulhas dan 5 ketum parpol lainnya telah bertemu Jokowi

Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN), Zulkifli Hasan ketika berbicara di DPP PAN, Jakarta Selatan. (www.instagram.com/@zul.hasan)

Makassar, IDN Times - Ketua Umum DPP Partai Amanat Nasional (PAN), Zulkifli Hasan, menjadi salah satu dari enam ketua parpol koalisi yang diundang Presiden Jokowi di Istana Negara Selasa 2 Mei 2023. Dalam pertemuan tersebut enam parpol sepakat melanjutkan komitmen kebangsaan.

Pertemuan yang telah lama direncanakan itu dihadiri lima ketua parpol lainnya yaitu Megawati Soekarnoputri (PDI Perjuangan), Airlangga Hartarto (Golkar), Mardiono (PPP), Prabowo Subianto (Gerindra) dan Muhaimin Iskandar (PKB). Zulhas menjelaskan pertemuan itu hanya membahas mengenai kelanjutan pembangunan negara.

"Memang direncanakan ada pertemuan lanjutan saya usul pada waktu itu yang saya beri judul ngopi-ngopi," kata Zulhas saat ditemui usai memberi arahan kepada kader PAN di Hotel Claro, Makassar (3/5/2023).

1. Membahas bonus demografi

IDN Times/Teatrika Handiko Putri

Menurut Zulhas, pertemuan enam ketua parpol itu menjadi momentum untuk membahas komitmen pembangunan Indonesia. Hal ini mengingat bahwa Indonesia mempunyai bonus demografi yang puncaknya terjadi pada rentang tahun 2025-2038.

Dia menyebut bahwa bukan tidak mungkin Indonesia berubah dari negara berkembang menjadi negara maju seperti Korea Selatan berkat bonus demografi itu. Untuk itu, semua pemimpin di Indonesia harus bersiap menyambutnya.

"Suksesi kepemimpinan itu penting agar jangan sampai kita punya pemimpin baru, berubah lagi, tidak maju-maju. Apalagi sampai ada yang terperangkap, elitnya bertengkar sampai memenjarakan dan lain-lain," kata Zulhas.

2. Berkomunikasi melanjutkan pembangunan

Ilustrasi infrastruktur (IDN Times/Arief Rahmat)

Untuk itu, kata Zulhas, negara perlu meletakkan dasar demokrasi kuat dan kokoh pada tahun 2025-2038. Dia berharap pembangunan yang sudah ada saat ini bisa dilanjutkan agar menjadi lebih baik lagi.

"Demokrasi kita ini mampu meletakkan dasar yang kuat dan kokoh agar nanti 2025-2038 kita take off melanjutkan pembangunan yang ada yang sudah bagus," kata Zulhas.

Untuk menjadi negara maju, kata Zulhas, maka pembangunan yang belum baik harusnya diperbaiki lagi.

"Oleh karenanya, koalisi pemerintahan yang mengerti betul pembangunan yang sudah dikerjakan. Kita harapkan itu bisa bersatu dan kompetisinya juga kompetisi untuk kemajuan Indonesia," kata Zulhas.

Baca Juga: Bekali Bacaleg PAN di Sulsel, Zulhas: Saatnya Berkompetisi Penuh 

Berita Terkini Lainnya