TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Warga Pulau Barrang Caddi Makassar Menjerit Tiga Bulan Tanpa Listrik

Menganggu aktivitas warga

Warga Pulau Barrang Caddi di Kota Makassar protes karena tiga bulan tanpa listrik. (Dok. Istimewa)

Makassar, IDN Times - Warga Pulau Barrang Caddi di Kecamatan Sangkarrang, Kota Makassar sedang kesulitan. Dalam tiga bulan terakhir, mereka tidak bisa menikmati listrik.

Salah satu pemuda setempat, Rusli, mengaku warga di sana kesulitan menjalani aktivitas sehari-hari. Di antaranya anak-anak tak bisa mengisi daya handphone belajar daring. 

"Kami sangat menyanyangkan ini dibiarkan begitu saja tanpa ada tindakan dari pemerintah. Tiga bulan bukan waktu yang singkat untuk menjalani aktivitas yang hanya diterangi dengan sebatang lilin," kata Rusli kepada wartawan, Selasa (16/11/2021).

Baca Juga: Kontainer Makassar Recover Dimanfaatkan Jadi Posko Siaga Bencana

1. Berawal dari kerusakan genset

Ilustrasi genset. Internet

Padamnya listrik itu berawal dari kerusakan genset yang merupakan sumber listrik di Pulau Barrang Caddi. Rusli menyebut pemuda setempat telah bertemu dengan pihak Kecamatan Sangkarrang namun belum direspon.

Rusli mewakili masyarakat di sana berharap pemerintah bisa segera turun tangan mengatasi masalah itu. Sebab listrik juga sangat penting bagi keberlangsungan hidup masyarakat di sana.

"Satu bulan yang lalu itu kita audiensi ke Pak Camat. Kita kasih target satu bulan juga karena dia bahasakan ke kami biarlah kami dulu turun tangan mengatasi masalah ini," kata Rusli.

2. Camat sebut masyarakat tidak mengelola genset dengan baik

Ilustrasi listrik (IDN Times/Arief Rahmat)

Menanggapi masalah itu, Camat Sangkarrang, Akbar Yusuf, mengaku dirinya memang telah bertemu dengan pemuda Pulau Barrang Caddi. Dia menyampaikan ke warga bahwa dua genset yang jadi sumber listrik menang rusak.

Genset tersebut merupakan hibah dari Pemkot Makassar dan pengelolaannya dari masyarakat setempat. Namun dia menyebut masyarakat tidak taat berkomitmen untuk menjaga barang tersebut.
 
"Di satu sisi ini butuh bahan bakar intuk hidupkan ini mesin. Sedangkan untuk penagihannya masyarakat, itu tidak taat bayar. Di sinilah masalahnya ini," kata Akbar.

Baca Juga: Empat Kecamatan Rawan Banjir di Kota Makassar saat Musim Hujan

Berita Terkini Lainnya