TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Sulsel Klaim Tak Ada Lonjakan Kasus COVID-19

Kasus COVID-19 di Sulsel disebut terkendali

Ilustrasi corona. IDN Times/Arief Rahmat

Makassar, IDN Times - Indonesia kembali mencatat kenaikan kasus infeksi COVID-19 dalam beberapa hari terakhir. Dalam tiga pekan terakhir, tren kasus COVID-19 secara nasional meningkatkan sebanyak 31 persen, dengan lima provinsi mengalami lonjakan tertinggi, yaitu DKI Jakarta, Banten, Jawa Barat,  D.I Yogyakarta,  Jawa Timur.

Terkait hal tersebut, Plt Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Selatan, Bachtiar Baso, mengatakan bahwa wilayahnya tidak menunjukkan adanya tren peningkatan kasus positif COVID-19. 

"Di Sulsel rata-rata cuma 3 kasus. Jadi belum ada kelonjakan di Sulsel. Beda memang dengan daerah seperti DKI Jakarta dan Jabar itu," kata Bachtiar, Senin (14/6/2022).

Baca Juga: Bersiap, Menkes Ungkap Puncak Gelombang Omicron BA Pertengahan Juli 

1. Antisipasi varian baru dengan vaksinasi

Ilustrasi vaksinasi COVID-19 (ANTARA FOTO/Raisan Al Farisi)

Kenaikan kasus di Pulau Jawa tersebut dilaporkan terjadi akibat masuknya varian baru yang sudah masuk Indonesia. Varian yang dimaksud adalah Omicron BA.4 dan BA.5. 

Menurut organisasi nirlaba Jerman, GISAID, transmisi BA4 dan BA5 memiliki kemungkinan menyebar lebih cepat dibanding Omicron sebelumnya yaitu BA1 BA2. Meski begitu, tingkat keparahannya tidak lebih parah.

Untuk langkah antisipasi, kata Bachtiar, pihaknya hanya akan terus menggenjot percepatan vaksinasi di Sulsel. Saat ini, Pemprov Sulsel sendiri belum membahas secara detail mengenai kenaikan kasus di Pulau Jawa.

"Saya kira untuk antisipasi perlu percepatan vaksinasi, termasuk booster kemudian tetap menjaga protokol kesehatan," katanya.

2. Tetap menerapkan protokol kesehatan

Ilustrasi protokol kesehatan(ANTARA FOTO/Yulius Satria Wijaya)

Bachtiar juga mengingatkan masyarakat agar tetap waspada dan tidak lengah dengan kondisi kasus yang melandai. Sebab tidak menutup kemungkinan akan ada lagi varian baru yang bisa membuat kasus positif COVID-19 melonjak.

Dia menekankan pelonggaran penggunaan masker oleh pemerintah pusat tak berarti kondisi pandemik telah usai. Lagipula, pemakaian masker yang dilonggarkan hanya di luar ruangan sedangkan di dalam ruangan, masker tetap harus dipakai.

"Yang lainnya lagi cuci tangan, tetap menjaga jarak baik di acara acara," katanya.

Baca Juga: Soal ASN Pimpin Parpol, BKD Sulsel: Bulan Depan Pensiun

Berita Terkini Lainnya