TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Ruang Kelas SD Negeri di Makassar Ini Disegel karena Sengketa Lahan

Murid kadang belajar di kantin sekolah

Aktivitas siswa di SD Inpres Malengkeri I Makassar, Kamis (4/8/2022). IDN Times/Asrhawi Muin

Makassar, IDN Times - Kegiatan belajar mengajar di salah satu kelas sebuah sekolah dasar atau SD Negeri di Kota Makassar, Sulawesi Selatan (Sulsel), terganggu. Penyebabnya ialah sengketa lahan yang ditempati bangunan sekolah itu.

Sekolah tersebut adalah SD Inpres Mallengkeri I di Kelurahan Mangasa, Kecamatan Tamalate. Akibat ruang kelas disegel, siswa terpaksa memanfaatkan ruang apapun untuk belajar termasuk kantin.

Fitri, wali kelas II di sekolah tersebut mengatakan ruang kelas yang disegel adalah ruang kelas II dan III. Dua ruang kelas itulah yang disebut berdiri di atas lahan yang bersengketa.

"Pokoknya di mana saja tempat dipakai belajar. Belajar mengajar tidak berjalan lancar," kata Fitri saat IDN Times berkunjung ke sekolah tersebut, Kamis (4/8/2022).

1. Disegel sejak tahun 2020 dan dibuka saat viral

Ruang kelas II SD Inpres Malengkeri I Makassar dibuka kembali setelah disegel, Kamis (4/8/2022). IDN Times/Asrhawi Muin

Menurut keterangan Fitri, dua ruang kelas itu disegel sejak tahun 2020 lalu. Namun karena pandemik COVID-19 merebak saat itu, maka ruang kelas pun tidak terpakai. 

Setelah pembelajaran tatap muka kembali dimulai, ruang kelas itu masih disegel. Pihak yang mengaku pemilik lahan, kata Fitri, akan membawa massa jika ruang kelas itu dibuka. 

Namun setelah viral di media, ruang kelas itu pun dibuka kembali. Seng dan kayu yang digunakan untuk menutup ruang kelas itu bahkan masih terlihat. Ruang kelas itu sudah digunakan kembali.

"Kemarin itu dibersihkan. Sempat ditutup dengan seng," kata Fitri menunjukkan seng yang sebelumnya menutup pintu kelas.

2. Siswa berpindah-pindah tempat belajar

Perpustakaan SD Inpres Malengkeri I Makassar yang masih ditutup seng, Kamis (4/8/2022). IDN Times/Asrhawi Muin

Meski ruang kelas II dan III dibuka, ruang perpustakaan masih ditutup seng sehingga siswa tidak bisa masuk.

Selama kelas itu ditutup, siswa kelas II dan III harus menumpang di kelas lain. Beruntung, sistem pembelajaran di sana masih bergantian sehingga siswa dibagi menjadi masuk pagi dan masuk siang.

Siswa kelas II yang masuk pagi bisa belajar menggunakan kelas yang penghuninya masuk siang. Sementara kelas III, harus menumpang di kelas lain.

"Kalau kelas III bisa numpang di kelas satu. Kelas satu kan digabung toh. Jadi dia masuk pagi, nanti siangnya kelas dua," kata Fitri.

Baca Juga: Sekolah Swasta di Makassar Dilibatkan untuk Penerimaan Siswa Baru

Berita Terkini Lainnya