RS Wahidin Jelaskan soal Nakes Meninggal usai Divaksin COVID-19
Direktur STIK Tamalatea wafat usai dua kali disuntik vaksin
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Makassar, IDN Times - Eha Soemantri, Direktur Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIK) Tamalatea di Makassar, Sulawesi Selatan meninggal pada Jumat, 19 Februari 2021. Sebelumnya dia sudah dua kali menerima suntikan vaksin COVID-19.
Eha meninggal dalam perawatan intensif di Rumah Sakit Umum Pemerintah dr. Wahidin Sudirohusodo Makassar. Menepis isu yang beredar seputar kematian Eha usai divaksinasi, pihak rumah sakit pun angkat suara.
Direktur Pelayanan Medik, Keperawatan dan Penunjang RSUP dr Wahidin Sudirohusodo Makassar, dr Mansyur Arif mengatakan, kematian Eha sudah dikaji dan diasesmen bersama Komisi Daerah (Komda) Penanggulangan dan Pengkajian Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (PP KIPI) Sulsel.
"Dan menyimpulkan penyebab kematian almarhumah Nyonya ES bukan oleh karena vaksinasi COVID-19," kata Mansyur pada video keterangan pers yang diterima IDN Times, Rabu (24/2/2021).
Baca Juga: Kemenkes Jelaskan soal Perawat Meninggal COVID-19 usai Divaksin
1. Eha sempat berkunjung ke luar kota
Mansyur mengatakan, Eha mendapatkan vaksinasi COVID-19 pertama pada 14 Januari 2021. Sebelum dan sesudah vaksinasi, dia diketahui berkunjung ke Kota Mamuju, Sulawesi Barat.
"Nyonya ES diketahui mengalami sesak napas, demam dan batuk tiga hari pasca vaksinasi kedua yakni pada 1 Februari 2021 dan dinyatakan terkonfirmasi positif COVID-19 pada tanggal 5 Februari 2021 berdasarkan tes swab antigen," kata Mansyur.
Setelah dinyatakan positif COVID-19 berdasarkan tes antigen, Eha kembali melanjutkan pemeriksaan dengan tes swab PCR. Dari penelusuran kontak, suami dan anak Eha juga dinyatakan terkonfirmasi positif COVID-19.
"Almarhumah mendapatkan perawatan pertama kali di rumah sakit Pelamonia Makassar. Kemudian karena keadaannya semakin menurun lalu masuk ke ICU," kata dr Mansyur.
Baca Juga: Jokowi: Vaksinasi Guru Jadi Prioritas agar Bisa Ada Sekolah Tatap Muka