TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Mensos Risma Besuk Korban Bom Gereja Katedral Makassar

Risma ingin korban diberikan trauma healing

Menteri Sosial Tri Rismaharini usai mengunjungi korban bom Katedral di RS Bhayangkara Makassar, Selasa (20/4/2021). IDN Times/Asrhawi Muin

Makassar, IDN Times - Menteri Sosial RI, Tri Rismaharini, mengunjungi tiga orang korban bom Gereja Katedral yang masih dirawat di RS Bhayangkara Makassar, Selasa (20/4/2021). 

Dalam kesempatan itu, Risma turut menyerahkan bantuan sebesar Rp67,5 juta bagi 8 korban luka berat dan 11 korban luka ringan. 

"Hari ini saya mengunjungi pasien yang kemarin menjadi korban dari bom. Kemudian, setelah ini mungkin saya akan berkunjung ke rumah (Cosmas). Ternyata Pak Cosmas sudah pulang jadi kita mungkin ke rumahnya," kata Risma kepada awak media.

1. Mensos ingin ada trauma healing bagi korban

Menteri Sosial Tri Rismaharini saat mengunjungi korban bom Katedral di RS Bhayangkara Makassar, Selasa (20/4/2021). IDN Times/Asrhawi Muin

Menurut Risma, peristiwa ledakan bom di Gereja Katedral itu berpotensi menimbulkan trauma bagi korban. Untuk itu, dia menyampaikan kepada Kepala Rumah Sakit Bhayangkara, untuk memberikan pendampingan bagi para korban.

"Tadi saya juga sudah sampaikan ke Bapak Karumkit Bhayangkara, harus didampingi untuk hipnoterapi atau trauma healing untuk supaya bisa kembali normal," katanya.

Setelah melihat langsung kondisi ketiga korban, Risma memastikan bahwa kondisi mereka sudah semakin membaik.

"Mungkin ada beberapa yang akan pulang minggu ini menurut dokter dan kondisinya sudah relatif sehat," katanya.

Baca Juga: Mensos Risma Akan Temui Korban Bom Makassar dan Penembakan Papua

2. Mensos ingatkan soal keberagaman di Indonesia

Menteri Sosial Tri Rismaharini usai mengunjungi korban bom Katedral di RS Bhayangkara Makassar, Selasa (20/4/2021). IDN Times/Asrhawi Muin

Lebih jauh, Risma mengingatkan kepada seluruh masyarakat mengenai indahnya keberagaman di Nusantara. Dia pun mengajak masyarakat, khususnya pemuda, untuk lebih menghargai perbedaan itu.

Dia menuturkan, dahulu Indonesia terdiri dari daerah yang terpisah-pisah. Namun karena tekad yang kuat dari para pemuda maka lahirlah Sumpah Pemuda sebagai pemersatu bangsa.

"Mereka terdiri dari berbagai agama. Namun mereka menyatakan tekad bulat dan saat itu kemudian kita bisa merdeka. Jadi kalau sekarang kita ngomong perbedaan, itu sudah nggak saatnya lagi," katanya.

Baca Juga: Hari Ini Mensos Risma Bakal Santuni Korban Bom Makassar

Berita Terkini Lainnya