TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Ibu Hamil Enggan ke Posyandu jadi Kendala Cegah Stunting di Sulsel

Ibu hamil baru konsultasi ke Posyandu saat ada keluhan

Tenaga Ahli TGUPP Sulsel Bidang Kesehatan Masyarakat, Djunaidi M Dachlan, saat kegiatan orientasi media bertajuk upaya pencegahan stunting di Hotel Best Western, Makassar, Kamis (20/10/2022). IDN Times/Asrhawi Muin

Makassar, IDN Times - Stunting maupun kekurangan gizi pada anak masih menjadi permasalahan kompleks bagi anak di Indonesia. Stunting merupakan sebuah kondisi di mana anak gagal tumbuh karena kurangnya asupan gizi dalam waktu lama.

Tenaga Ahli Tim Gubernur untuk Percepatan Pembangunan (TGUPP) Sulawesi Selatan (Sulsel) Bidang Kesehatan Masyarakat, Djunaidi M Dachlan, mengatakan salah satu kendala dalam pencegahan stunting ialah keengganan masyarakat, khususnya ibu hamil, untuk datang ke Posyandu. Padahal ini sangat penting untuk pencegahan stunting sejak awal kehamilan.

"Kalau saya sih kenapa mereka tidak datang ke Posyandu lebih banyak karena mungkin karena ketidaktahuan saja untuk datang," kata Djunaidi dalam kegiatan orientasi media bertajuk upaya pencegahan stunting di Hotel Best Western, Makassar, Kamis (20/10/2022).

1. Ibu hamil datang ke Posyandu saat ada keluhan

ilustrasi ibu hamil (IDN Times/Arief Rahmat)

Djunaidi mengatakan bahwa setiap ibu hamil sebenarnya telah memiliki jadwal masing-masing untuk konsultasi rutin ke Posyandu. Namun pada realisasinya, mereka baru akan datang ke Posyandu saat merasakan keluhan.

Demikian juga dengan balita. Biasanya, kata Djunaidi, anak balita baru dibawa ke Posyandu supaya mendapat imunisasi. Jika telah melewati jadwal imunisasi, maka orang tua balita tidak mau datang. 

"Padahal deteksi itu hanya bisa terjadi justru pada orang yang sehat, jadwal per jadwal. Jika dia tidak muntah maka tidak ke Posyandu," kata Djunaidi.

2. Ibu hamil harus didorong agar mau ke Posyandu

Ilustrasi hamil (IDN Times/Mardya Shakti)

Djunaidi mengatakan pencegahan ibu hamil harus didorong supaya mau ke Posyandu. Karena itu, Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan membentuk tim pendamping keluarga di setiap kabupaten dan kota untuk mendorong ibu hamil rajin ke Posyandu sesuai jadwal.

Menurutnya, edukasi saja tidak cukup untuk pencegahan stunting melainkan butuh intervensi. Dia mengakui kegagalan pemerintah selama ini karena mereka berharap ibu hamil berinisiatif datang sendiri ke Posyandu.

"Sekarang harus didampingi, dijaga supaya mau datang. Karena pola-pola edukasi yang kita lakukan selama ini ternyata dia tidak bergerak. Ternyata pola pendampingan kita punya penyuluhan. Tidak bergerak ibu hamil kita ke Posyandu meskipun hanya 50-60 persen," katanya.

Baca Juga: Angka Stunting di Sulsel Cenderung Menurun tapi Belum Capai Target

Berita Terkini Lainnya