FUIB Sulsel Membeberkan Peran Anak Muda di Ormas Islam
Bagaimana pendapat mereka soal ormas yang bikin gaduh?
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Makassar, IDN Times - Pada akhir Desember 2021 lalu, Kantow Wilayah Kementerian Agama Sulawesi Selatan mengeluarkan surat imbauan kepada umat muslim agar memasang spanduk ucapan selamat Natal dan Tahun Baru. Surat itu pun langsung mengundang reaksi dari sejumlah ormas Islam.
Di bawah Forum Umat Islam Bersatu (FUIB) Sulsel, perwakilan ormas itu menemui pimpinan Kemenag Sulsel. Mereka mempertanyakan dasar dari imbauan tersebut. Belakangan, surat imbauan pun ditarik dan dibatalkan.
Pembatalan surat ini adalah satu bentuk pengaruh dari FUIB sebagai wadah ormas-ormas muslim. Ketua FUIB Sulsel, Muchtar Daeng Lau, mengatakan, forum ini memang hadir untuk menjawab masalah-masalah keumatan, khususnya umat Islam.
"Jadi begitu ada sesuatu yan baru atau penting sesuai dengan norma-norma yang kita komunikasikan maka dengan sendirinya FUIB akan turun minimal menanyakan, mengeluarkan statement atau turun menyarankan," kata Muchtar saat diwawancarai IDN Times, Jumat (11/2/2022).
Baca Juga: Masjid Al Markaz Makassar Terapkan Lagi Aturan Salat Jaga Jarak
1. Menggawangi puluhan ormas Islam
Muchtar menuturkan, FUIB dibentuk sekitar 2015 lalu. Pemicunya adalah kasus penistaan agama di Jakarta. Sejak saat itu, FUIB pun menjadi wadah bagi ormas-ormas Islam di berbagai daerah, termasuk di Sulsel.
Beberapa ormas yang tergabung dalam FUIB Sulsel di antaranya adalah Wahdah Islamiyah, Hidayatullah, BMI dan masih banyak lagi. Muchtar menyebut FUIB menggawangi sekitar 66 ormas meskipun jumlah itu kadang berubah karena ada ormas yang keluar atau masuk.
"Namanya forum tidak ada ikatan. Tapi alhamdulilah kalau diundang mereka tetap hadir," katanya.
Saat ada momentum atau kegiatan, FUIB akan menggelar penggalangan dana. Sebab mereka tidak punya sumber dana lain.
"Misalnya masalah politik seperti Rohingya, itu langsung pendanaan. Adapun dana itu swadaya dari masing-masing pengurus ataupun anggota. Jadi semacam patungan," katanya.
Baca Juga: Sekolah di Sulsel Gelar PTM Terbatas Antisipasi Omicron