Epidemiolog Unhas Minta Pemerintah Jangan Kendorkan Tracing COVID-19
Cegah lonjakan kasus setelah libur lebaran
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Makassar, IDN Times - Laju penularan COVID-19 usai libur lebaran dikhawatirkan meningkat di Indonesia, tak terkecuali di Kota Makassar. Untuk itu, pemerintah setempat diminta terus menyiapkan antisipasi potensi lonjakan kasus COVID-19.
Menurut epidemiolog Universitas Hasanuddin, Ansariadi, potensi lonjakan kasus ada karena meningkatnya mobilitas penduduk yang memfasilitasi penularan virus. Hal itu juga terjadi usai lebaran tahun 2020 lalu yang momennya hampir bersamaan dengan berakhirnya Pembatasan Ssosial Berskala Besar (PSBB).
"Situasi yang sama mungkin saja terjadi saat ini bahwa terjadi peningkatan penularan karena mobilitas penduduk khususnya dari daerah yang mungkin tinggi penularannya ke daerah lain," kata Ansariadi saat dihubungi IDN Times, Selasa (18/5/2021).
1. Kasus penularan bisa melonjak karena meningkatnya intensitas pertemuan
Ansariadi menjelaskan, peningkatan kasus terjadi karena intensitas pertemuan antara mereka yang membawa virus dengan mereka yang belum terinfeksi. Penularan itu bisa terjadi melalui pertemuan antarorang yang cukup tinggi.
"Nah sekarang setelah lebaran biasanya intensitas pertemuan orang meningkat karena ada silaturahmi antarwarga dan makan bersama yang bisa memfasilitasi penularan," katanya.
Potensi peningkatan kasus menjadi semakin kuat ketika banyak orang positif namun tidak terdeteksi. Mereka bisa saja menularkan ke orang lain tanpa disadari.
"Kalau jumlah kasus sangat sedikit, maka potensi sumber penularan juga akan minimal. Jadi kunci di sini adalah identifikasi cepat sumber penularan."
Baca Juga: Pemakaman Khusus COVID-19 di Macanda Gowa Mulai Penuh
Baca Juga: Pemprov Sulsel Galakkan Tes Acak COVID-19 usai Lebaran