Chemo Celebes Ajak Deteksi Dini Hemofilia, Kelainan Langka pada Darah
Jangan takut ke dokter, ya
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Makassar, IDN Times - Perhimpunan Hematologi-Onkologi Medik Penyakit Dalam Cabang Makassar bekerja sama dengan Divisi Hematologi-Onkologi Medik Departemen Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin mengedukasi masyarakat terkait ciri-ciri penyakit hemofilia dan kanker payudara.
Edukasi itu dikemas dalam kegiatan bincang-bincang awam seputar hemofilia serta deteksi dini dan tata laksana kanker payudara di Lego-lego CPI Makassar, Minggu (29/5/2022). Bincang-bincang ini merupakan rangkaian kegiatan Celebes Hematology-Medical Oncology (CHEMO) Update 2022.
Dokter Hematologi dan Onkologi di RSUP Wahidin Sudirohusodo sekaligus staf pengajar di Fakultas Kedokteran Unhas, Dr dr Tutik Harjianti, Sp.PD, K-Hom, selaku narasumber menjelaskan bahwa terjadi peningkatan jumlah penderita hemofilia di Indonesia dalam 10 tahun terhitung 2008-2018.
"Hemofilia dalam 10 tahun terakhir yaitu 2008 jumlahnya hanya 1000-an. Data terakhir di 2018 sudah 2.000-an lebih. Jadi dalam 10 tahun 2 kali lipat jumlah penderita hemofilia," kata dr Tutik.
1. Penyakit gangguan sistem pendarahan
Hemofilia merupakan penyakit gangguan pada sistem peredaran darah. Penderita hemofilia akan mengalami kesulitan dalam pembekuan darah sehingga ketika terjadi pendarahan akan sulit dihentikan.
Penyakit ini disebabkan kurangnya protein faktor pembekuan darah yang mengendalikan pendarahan. Protein faktor pembekuan darah yang memicu hemofilia adalah faktor VIII (8) atau IX (9). Kekurangan faktor 8 umum disebut hemofilia A, sedangkan kekurangan faktor 9 disebut hemofilia B.
"Kebanyakan di Indonesia memang hemofilia A. Jadinya hampir 90 persen hemofilia di Indonesia adalah hemofilia A, kekurangan faktor 8" jelas dr Tutik.
Baca Juga: Sejawat Indonesia Bakal Mudahkan Dokter Mengenyam Pendidikan Lanjutan