TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Cerita Kopi Gubernur Warkop Daeng Anas yang Diusul Mentan Syahrul YL

Kiprah politikus Sulsel tak lepas dari warung kopi

Nasrullah Nawir pemilik Warkop Dg Anas. IDN Times/Asrhawi Muin

Makassar, IDN Times - Usaha warung kopi (warkop) di Kota Makassar, Sulawesi Selatan semakin ramai beberapa tahun terakhir. Tempat-tempat ngopi tersebut hadir dengan beragam nuansa dan cita rasa seduhan kopi masing-masing.

Satu dari sekian banyak tempat ngopi di Makassar, yaitu Warkop Dg Anas  yang berlokasi di Jalan Faisal 12 No 5, Banta-bantaeng, Rappocini. Warkop ini milik seorang laki-laki bernama Nasrullah Nawir. Dialah yang akrab disapa Daeng Anas.

Sekilas tak ada yang berbeda dari warkop kebanyakan. Namun siapa sangka, di dalam hiruk pikuk warkop ini tersimpan cerita menarik.

Ditemui IDN Times pada Senin (9/8/2021), Daeng Anas pun mengisahkan awal mula warkopnya berdiri hingga tetap eksis sampai sekarang. Dia menceritakan bahwa awalnya dia hanya mengikuti usaha orangtuanya.

"Awal mula usaha kami ini sebenarnya dari sejak 1982. Sejak itu kami masih ikut sebagai antar anak dengan orangtua. Karena riwayat dari turunan usaha ini kami sekarang sudah berada ke hubungan yang keempat," ungkap Daeng Anas ketika berbincang.

1. Berawal dari usaha keluarga

Nasrullah Nawir pemilik Warkop Dg Anas. IDN Times/Asrhawi Muin

Daeng Anas sendiri mengikuti jejak ayahnya Muhammad Nawir untuk membangun usaha warkop. Awalnya, mereka merintis usaha warkop di Jalan Bandang hingga tahun 1989. Sayangnya usaha mereka sempat terhenti. Di tahun 1992, orangtuanya kembali mendapatkan lokasi di daerah Daya.

"Sejak itu tahun 1990 - 1992, kami tidak mempunyai usaha karena yang punya lokasi diambil alih. Untuk mengisi tahun kekosongan, kami usaha jual sarabba," kata dia.

Setelah cukup lama ikut dengan ayahnya, pada 2001, Daeng Anas memulai membuka usahanya sendiri. Awalnya, dia mengontrak sebuah tempat di Jalan Pettarani. 

Namun di sana dia hanya bertahan 2,5 tahun sebelum pindah ke Jalan Pelita. Dia baru pindah ke Jalan Faisal pada 2008 hingga sekarang.

Nama Warkop Daeng Anas ternyata bukan nama pertama yang dipilih. Warkop itu dulunya bernama 'Sumber Daya' karena sempat berlokasi di daerah Daya.

"Kami ubah menjadi Warkop Dg Anas tahun 2005. Alhamdulillah sampai sekarang kami sudah patenkan berdasarkan aturan usaha, baik dari segi nama, logo dan beberapa izin lainnya kami lengkapi sesuai dengan aturan yang diberlakukan pemerintah," kata Daeng Anas.

2. Kopi Gubernur yang diresmikan Syahrul Yasin Limpo

Suasana di Warkop Dg Anas. IDN Times/Asrhawi Muin

Menurut Daeng Anas, kopi di warkopnya punya cita rasa tersendiri yang membedakannya dengan kopi-kopi di warkop lain. Yang menarik di antara menu-menu yang tercantum, yaitu menu Kopi Gubernur. Rupanya, menu ini ada kaitannya dengan Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo yang kala itu masih menjabat Gubernur Sulawesi Selatan.

"Kopi Gubernur yang memberi nama Gubernur Syahrul Yasin Limpo. Diresmikan tahun 2009. Dia punya campuran sendiri yang tidak ada di menu-menu kopi lain," sambungnya.

Dia menuturkan, Gubernur Syahrul memang kerap ngopi di warkopnya. Saat itu, Syahrul dan beserta jajarannya yang baru saja selesai mengikuti upacara pelantikan langsung mampir di Warkop Daeng Anas.

"Beliau datang, bertanya ke saya, ada nda' rekomendasi kopi yang tidak pernah saya sajikan. Saya bilang ada. Saya buatkan sebagaimana yang diminta. Beliau langsung menikmati dan diresmikanlah minuman itu," katanya.

Menu itupun menjadi menu ikonik di Warkop Daeng Anas karena tidak ada di warkop-warkop lainnya. Dia masih ingat kata-kata Gubernur Syahrul waktu itu soal penamaan Kopi Gubernur.

"Bukan karena gubernur yang minum tapi kita namakan Kopi Gubernur. Akhirnya kopi gubernur ada di Warkop Dg Anas," kata Daeng Anas menirukan ucapan Syahrul.

Meskipun jadi menu utama, tapi Kopi Gubernur jarang dipesan pelanggan. Daeng Anas menuturkan, kebanyakan pelanggan lebih memilih menu lainnya.

"Menu ciri khas, menu utama tapi jarang menikmati. Kami tetap pasang di menu tapi mereka belum pernah minta. Cuma yang menikmati kopi umumnya," katanya.

Baca Juga: Jam Operasional Dibatasi, Pemilik Warkop dan Resto di Makassar Pasrah

Berita Terkini Lainnya