TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Analisis Epidemiolog soal Tingginya Kasus COVID-19 di Sulsel

Kasus harian melonjak setelah PSBB berakhir

Tim Inspektur COVID-19 Makassar melakukan razia protokol pencegahan COVID-19. (IDN Times/Satpol PP Makassar)

Makassar, IDN Times - Provinsi Sulawesi Selatan (Sulsel) saat ini masih menjadi perhatian utama pemerintah pusat karena kasus harian COVID-19 masih cukup tinggi. Sulsel juga masih menempati urutan ketiga nasional dengan jumlah akumulasi kasus terbanyak.

Pada Kamis (25/6), kasus harian Sulsel kembali bertambah sebanyak 103 pasien baru sehingga totalnya menjadi 4.297 kasus. Dari jumlah tersebut, tercatat sudah ada 1.461 orang dinyatakan sembuh setelah ada penambahan 59 orang. Selain itu ada pula penambahan sebanyak 3 orang untuk kasus meninggal dunia sehingga totalnya menjadi 155 orang.

Terkait masih tingginya kasus harian COVID-19 di Sulsel ini, epidemiolog Universitas Hasanuddin, Ansariadi, menilai hal itu dikarenakan penularan memang masih terjadi di tengah masyarakat.

"Itu menunjukkan penularan masih berlangsung dan kontak antara mereka yang positif dengan mereka yang rentan masih berlangsung," kata Ansariadi saat dihubungi IDN Times, Kamis (25/6).

1. Peningkatan juga turut dipengaruhi tracing contact dan tes masif

IDN Times/Debbie Sutrisno

Menurut Ansariadi, selain karena masih terjadinya penularan, peningkatan angka kasus harian juga turut dipengaruhi oleh meningkatnya jumlah tes dan tracing kontak yang masif dilakukan pemerintah setempat.  

Dia mengatakan, prinsip dari pencegahan wabah adalah menemukan orang yang positif. Orang-orang yang pernah melakukan kontak dengan orang yang positif akan ditelusuri untuk mencegah penularan lanjut. Karena dikhawatirkan mereka juga positif dan menularkan ke orang lain. Inilah yang disebut contact tracing

"Idealnya semua yang pernah kontak erat kita telusuri kemudian dites apakah mereka positif juga atau tidak. Kalau mereka ternyata positif maka harus kita isolasi. Bisa dibayangkan kalau 2-3 dari yang positif tadi hasil tracing kita bisa identifikasi dan isolasi, maka bisa kita tekan penularan untuk bisa berlanjut," kata Ansariadi.

Baca Juga: Warga Tidak Patuh, Sulsel Galakkan Kampanye Massal Protokol Kesehatan

2. Belum ada data yang menunjukkan kinerja penelusuran dan tes masif

IDN Times/Debbie Sutrisno

Ansariadi melanjutkan, salah satu indikator contact tracing adalah berapa banyak kontak erat yang dapat dibuatkan daftar dan selanjutnya dites. Namun sejauh ini, dirinya belum melihat data tersebut.

Sebelumnya, dia sempat mempertanyakan soal peningkatan kasus seiring dengan gencarnya penelusuran kontak yang dilakukan pemerintah. Menurutnya, ada kekeliruan dalam hal ini. Sebab jika penelusuran dilakukan dengan benar, maka tentu akan terjadi penurunan kasus.

"Sampai saat ini belum ada data yang saya bisa dapatkan. Indikator ini yang bisa menunjukkan apakah kinerja tracing bagus atau tidak. Datanya tidak bermasalah. Tapi belum diolah untuk dikeluarkan indikator ini," katanya.

Baca Juga: [UPDATE] Bertambah 103, Total Kasus COVID-19 di Sulsel Jadi 4.297

Berita Terkini Lainnya