TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Hadir di Unhas, Bruce Alberts Sentil Komitmen Pemerintah untuk Sains

Bruce sebut ilmuwan RI terbelenggu karena tak didukung

Doktor Bruce Alberts (tengah) didampingi Rektor Universitas Hasanuddin Jamaluddin Jompa (kanan) dalam sesi jumpa pers setelah penganugerahan gelar kehormatan di Gedung Rektorat Unhas Tamalanrea, Rabu 10 Agustus 2022. (IDN Times/Achmad Hidayat Alsair)

Makassar, IDN Times - Universitas Hasanuddin (Unhas) Makassar menganugerahkan gelar Doktor Honoris Causa (H.C.) kepada Dr. Bruce Michael Alberts, sosok kawakan dalam pendidikan sains di Amerika Serikat dan dunia.

Bergerak pada bidang biokimia, Dr. Alberts dikenal dunia sains berkat buku "Molecular Biology of the Cell" yang terbit pada 1983. Buku tersebut digunakan secara luas sebagai dasar pengajaran dan penelitian.

Menurut Rektor Unhas, Jamaluddin Jompa, hal-hal tersebut sudah cukup bagi pihaknya untuk memberi predikat kehormatan tersebut kepada salah satu ilmuwan ternama asal Negeri Paman Sam tersebut.

"Kian istimewa sebab ini adalah Doktor Honoris Causa pertama yang kami berikan dalam waktu 11 tahun kepada seseorang atas sumbangsihnya pada ilmu pengetahuan," ujarnya dalam sesi jumpa pers di Gedung Rapat A Lantai 4 Rektorat Unhas Kampus Tamalanrea, Rabu siang (10/8/2022).

1. Datang ke Unhas awalnya cuma untuk mengunjungi rektor Unhas

Doktor Bruce Alberts (tengah) didampingi Rektor Universitas Hasanuddin Jamaluddin Jompa (kanan) dalam sesi jumpa pers setelah penganugerahan gelar kehormatan di Gedung Rektorat Unhas Tamalanrea, Rabu 10 Agustus 2022. (IDN Times/Achmad Hidayat Alsair)

Berbicara di hadapan awak media, Doktor (setingkat Profesor di Indonesia) Bruce mengaku tak menyangka mendapat gelar ini. Terlebih awalnya ia datang ke Makassar hanya untuk bertemu Prof. Jeje --sapaan akrab Rektor Unhas-- setelah menjabat sebagai orang nomor satu Kampus Merah.

"Saya tidak tahu akan mendapat Honoris Causa. Teman saya (Sangkot Marzuki, Direktur pertama Lembaga Eijkman) meminta saya untuk datang ke Unhas karena mereka memiliki seorang rektor baru, dan seorang rektor baru yang sudah lama saya kenal. Jadi tentu saja saya mengiyakan," ujarnya.

"Jadi, mendapat gelar kehormatan di sela kunjungan sama sekali tak masuk dalam rencana saya. Saya bahkan terkejut," sambung Bruce sembari tertawa.

Jebolan Harvard University itu sempat menjadi utusan khusus pemerintah AS dalam bidang sains untuk Indonesia pada tahun 2010, tepat di masa Presiden Barack Obama memerintah.

Baca Juga: Bappenas Gelar FGD di Unhas, Membahas Bidang Hukum dan Regulasi 

2. Bruce menyentil keseriusan pemerintah Indonesia untuk meningkatkan sains dalam negeri

Ahli biokimia terkemuka dunia Dr. Bruce Michael Alberts (brucealberts.ucsf.edu)

Beberapa kali datang ke Indonesia, Bruce melihat masih banyak hal yang harus diperbaiki dari perkembangan IPTEK nasional. Salah satunya adalah dukungan pada aktivitas saintifik masih minim. Alhasil progresnya bisa dibilang jalan di tempat, di saat dunia luar mulai maju beberapa langkah.

"Pemerintah tidak mendukung sains sebagaimana harusnya. Jadi ilmuwan Indonesia terbelenggu, tidak bisa bermimpi besar, tidak bisa berimajinasi dan melakukan sesuatu yang lebih fundamental," papar peraih NAS Award untuk biologi molekuler itu.

"Saya menekankan seperti pemberian dana untuk riset, itu hanya untuk setahun. Dan dalam waktu setahun itu sudah harus publikasi jurnal. Itu tidak seharusnya dilakukan. Jadi menurut saya, banyak ilmuwan Indonesia yang akhirnya justru melakukan hal-hal tidak penting," imbuh sosok 84 tahun itu.

Baca Juga: Unhas Beri Anugerah Honoris Causa untuk Ahli Biokimia Bruce Alberts

Berita Terkini Lainnya