TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Tim Sukses Lokal Jarang Kampanyekan Capres di Medsos

Hasil pantauan terhadap konten yang dimunculkan akun resmi

ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan/foc.

Makassar, IDN Times - Tim sukses di daerah dinilai minim mengkampanyekan calon presiden di media sosial jelang Pemilihan Presiden 17 April 2019. Kesimpulan tersebut merupakan hasil pemantauan yayasan pengolahan informasi dan pengetahuan SatuDunia di Makassar, Jakarta, dan Banjarmasin, sejak 8 Juli 2018 hingga 13 Februari 2019.  

SatuDunia menganalisis kampanye Capres dan hasilnya ditampilkan melalui laman iklancapres.id. Pemantauan berdasarkan kemunculan konten kampanye lewat akun resmi tim sukses, capres, dan partai pendukung. Selama periode pemantauan, dipantau total 1.830 kemunculan kampanye di medsos. 

“Semestinya para timses di tingkat lokal memanfaatkan media sosial yang strategis ini mengkampanyekan gagasan-gagasan capres yang juga berkontribusi pada tumbuhnya proses demokrasi yang sehat,” kata Program Manager SatuDunia Anwari Natary di Makassar, Rabu (13/2).

Baca Juga: Jokowi Kirim Tim Dokter Kepresidenan, SBY Ucapkan Terima Kasih

1. Kampanye lebih banyak mengangkat isu nasional

IDN Times / Aan Pranata

SatuDunia memantau konten kampanye capres bersama JURnaL Celebes di Makassar dan Walhi Kaltim di Banjarmasin. Selama periode di atas, mereka mengamati kedua kubu pasangan capres melalui akun resmi di Twitter, Facebook, dan Instagram. 

Menurut pemantauan, kampanye Joko Widodo - Ma’ruf Amin paling sering muncul di Instagram, yakni 406 kali, dibandingkan Facebook (334 kali), dan Twitter (117 kali). Begitu juga Prabowo Subianto - Sandiaga Uno, konten kampanye mereka paling banyak muncul di Instagram, (519 kali), lalu Twitter (354 kali), Facebook (98 kali), dan Youtube (dua kali).

Meski begitu, kemunculan konten kampanye lebih banyak didominasi isu nasional yang dibawa oleh masing-masing capres maupun partai pengusungnya. Adapun akun resmi tim sukses, terutama di daerah, sangat minim atau hampir tidak pernah mengangkat isu lokal. Padahal konteks lokal penting untuk menggaet suara pemilih, terutama pada kalangan millenial sebagai pengguna utama medsos. 

“Ada akun-akun pribadi timses atau caleg dari partai pendukung, namun tidak dimanfaatkan secara maksimal untuk kampanye secara substansif. Kalau pun ada, hanya bersifat informasi kegiatan, slogan, atau meme yang tidak berkontribusi pada tujuan kampanye,” ujar Anwari.

2. Minim konten tentang isu masyarakat sipil

iklancapres.id

Menurut Anwar, kampanye capres di medsos belum mengangkat isu masyarakat sipil secara merata. Selama ini, konten yang muncul hanya menjawab persoalan pragmatisme warga, yakni ekonomi dan demokrasi.

Capres dan Timses, kata Anwar, seharusnya bisa berfokus pada isu lain yang penting dibahas. Antara lain seputar gender atau perempuan, keberagaman, korupsi, keadilah hukum, lingkungan hidup, hingga disabilitas. Semakin banyak isu yang dijangkau, potensi mendulang suara mengambang atau swing voters pun lebih besar.

“Hasil pemantauan kami, timses hanya menyampaikan isu tertentu saja. Seolah-olah persoalan warga hanya menyangkut perut. Sedangkan pembahasan lain yang gampang diingat belum massif,” Anwar menerangkan.

Baca Juga: Pilpres 2019 Jokowi Vs Prabowo, Ibarat Pertandingan El Clasico

Berita Terkini Lainnya