TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Satu Warga Selayar Korban Gempa M 7,4 NTT Meninggal

Korban yang tertimpa reruntuhan sempat dirawat delapan hari

Personel Basarnas berada di depan rumah warga rumah yang roboh akibat terdampak gempa bumi berkekuatan magnitudo (M) 7,4 di Desa Sambali, Kecamatan Pasimarannu, Kabupaten Kepulauan Selayar, Sulawesi Selatan, Rabu (15/12/2021). Pihak Basarnas menerima laporan sementara kerusakan rumah akibat gempa pada Selasa (14/12/2021) sebanyak 164 unit di Desa Sambali, Kecamatan Pasimarannu dan sebagian warga masih memilih mengungsi. ANTARA FOTO/HO/BASARNAS/

Makassar, IDN Times - Seorang warga Kabupaten Kepulauan Selayar, Sulawesi Selatan, meninggal, setelah menjadi korban gempa magnitudo 7,4 di Laut Flores, Nusa Tenggara Timur (NTT), pada 14 Desember 2021 lalu.

Korban bernama Cari Kamba, warga Dusun One Satona Timur, Desa Pulo Madu, Kecamatan Pasilambena, meninggal pada Kamis pagi (23/12/2021). Sebelumnya dia dirawat di ruang ICU Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kyai Haji Hayyung, usai tertimpa bangunan saat gempa.

"Korban gempabumi magnitudo 7,4 menghembuskan nafas terakhir setelah mendapatkan perawatan intensif selama delapan hari di ruang ICU," kata Plt Kepala Pusat Data Informasi dan Komunikasi Kebencanaan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Abdul Muhari, pada siaran pers, Kamis.

Baca Juga: Sebagian Warga Selayar Belum Balik ke Rumah Pascagempa M 7,4

1. Korban tertimpa reruntuhan bangunan

Ilustrasi Mayat. IDN Times/Mardya Shakti

Jenazah korban dimakamkan di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Bonea Kelurahan Benteng Utara Selayar. Pemakamannya dihadiri Wakil Bupati Selayar Saiful Arif.

Wakil Bupati menceritakan, saat kejadian, korban berupaya menghindari reruntuhan rumahnya. Namun dalam perjalanan menyelamatkan diri, korban justru tertimpa reruntuhan bangunan lain.

Korban awalnya ditemukan dalam keadaan sadar dengan sejumlah luka di bagian kepala. Sempat dirawat tim medis di lokasi kejadian, Cari Kamba dirujuk ke RSUD Selayar sehari pascagempa.

"Itulah takdir Allah yang tidak bisa kita hindari," ucap Saiful Arif.

2. Sebagian pengungsi masih bertahan

Warga berada di dalam tenda pengungsian darurat pascagempa berkekuatan magnitudo (M) 7,5 di Desa Lambego, Kecamatan Pasimarannu, Kabupaten Kepulauan Selayar, Sulawesi Selatan, Kamis (16/12/2021). Basarnas Sulawesi Selatan mencatat sekitar 850 jiwa dari empat desa yaitu Desa Lambego, Lamantu, Majapahit dan Desa Lagundi Pasimarannu, Kabupaten Kepulauan Selayar mengungsi akibat gempa bumi yang terjadi pada Selasa (14/12/2021). ANTARA FOTO/HO/BASARNAS

Usai gempa pekan lalu, sebagian warga Selayar memilih mengevakuasi diri ke tempat ketinggian lalu menghuni tempat-tempat pengungsian. Terutama warga di dua kecamatan terdampak parah, yakni Pasilambena dan Pasimarannu.

Hingga kini, sebagian besar pengungsi masih bertahan dan enggan pulang ke rumah. Mereka trauma dan khawatir gempa susulan. Sebagian dari mereka juga mengenang gempabumi dan tsunami yang terjadi pada 12 Desember 1992 yang menewaskan 2.500 jiwa.

"Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan dan Pemkab Kabupaten Selayar telah menerjunkan tim trauma healing untuk mendampingi para warga yang masih mengalami trauma di titik lokasi pengungsian," kata Muhari.

Baca Juga: Rumah Rusak Akibat Gempa di Selayar Dapat Bantuan Total Rp8 Miliar

Berita Terkini Lainnya