TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Pakar Unhas Sebut Tracing Kontak COVID-19 Tidak Maksimal

Penerapan 3T bisa jadi kunci mengatasi pandemik COVID-19

ilustrasi swab test (ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja)

Makassar, IDN Times - Guru Besar Kedokteran Universitas Hasanuddin Prof. Irawan Yusuf menyebut penerapan 3T secara maksimal merupakan kunci utama mengatasi pandemik COVID-19. Yang dimaksud adalah testing, tracing, dan treatment.

3T berarti memaksimalkan tes, menelusuri kontak terkait dengan kasus positif, serta merawat yang positif. Menurut Prof. Irawan, sejauh ini di Sulawesi Selatan, hal itu nampaknya tidak berjalan optimal.

“Coba saya tanya, kalau ada orang yang terpapar, apakah betul mereka itu di-tracing kepada orang dekatnya atau keluarganya?," kata Irawan pada Rapat Koordinasi Tim Satgas COVID-19 Unhas, Kamis 7 Januari 2020.

"Ini yang tidak maksimal kita lakukan. Padahal ini adalah hulunya,” ucap Irawan dalam siaran pers yang diterima, Jumat (8/1/2021).

Baca Juga: Banyak Nakes di Sulsel Terpapar COVID-19 karena Kasus Meningkat

1. Kesiapan sistem kesehatan di Sulsel dianggap stagnan

Ruang penanganan pasien suspect corona di Gedung Infection Centre RSUP Wahidin Sudirohusodo Makassar. IDN Times / Sahrul Ramadan

Tim Satgas COVID-19 Unhas menggelar rapat koordinasi secara virtual, dipimpin Dekan Fakultas Kedokteran Prof. Budu. Rakor untuk menyikapi situasi pandemik di Sulsel, khususnya Kota Makassar. Rapat juga dihadiri sejumlah pakar epidemiologi Unhas, pakar kesehatan dan kedokteran, serta para dokter dan anggota Tim Satgas COVID-19 Unhas.

Tren penularan COVID-19 belum menunjukkan penurunan. Bahkan, dua minggu terakhir ini, terjadi indikasi peningkatan kasus konfirmasi positif. Prof. Budu mengatakan, pertemuan bermaksud membahas perkembangan terkini pandemik, serta langkah spesifik yang akan diambil.

“Kasus saat ini terus meningkat, sementara kesiapan sistem kesehatan kita, baik rumah sakit, tenaga kesehatan, maupun sarana pendukung seperti laboratorium cenderung stagnan. Maka perlu kita ambil langkah taktis, minimal untuk dapat melindungi sivitas akademik Unhas jika ada yang terpapar,” kata Prof. Budu.

2. Semakin banyak tenaga kesehatan yang terpapar COVID-19

Petugas medis di RSUD Kabupaten Tangerang. ANTARA FOTO/Fauzan

Rakor membahas situasi yang dihadapi masyarakat dan pemerintah terkait pandemik. Selain kesiapan fasilitas kesehatan yang mulai kewalahan, juga keberadaan tenaga kesehatan yang semakin banyak terpapar Covid-19.

“Kita hampir setiap hari mendengar ada kabar tenaga kesehatan, dokter, dan guru-guru kita yang wafat karena terpapar Covid-19. Ini situasi yang tidak bisa dibiarkan, maka harus kita ambil langkah sinergis yang melibatkan semua pihak,” kata Prof. Idrus Paturusi yang turut serta dalam pertemuan.

Rapat mendengarkan berbagai masukan dari peserta. Masing-masing pihak sepakat bahwa upaya mengatasi pandemi ini seharusnya melibatkan semua pihak secara terus-menerus dan berkelanjutan, mulai dari penerapan protokol kesehatan hingga pengetesan dan pengobatan.

Prof. Budu menjelaskan bahwa pertemuan ini akan dirumuskan dan menjadi bahan masukan bagi pihak terkait, baik Rektor Unhas, maupun pimpinan daerah Kota Makassar dan Provinsi Sulawesi Selatan.

“Secara khusus, saya akan mengusulkan untuk mempersiapkan mekanisme internal, agar paling tidak sivitas akademika Unhas yang terpapar itu memiliki prosedur standar untuk penanganan, pengobatan, termasuk tracing contact jika dibutuhkan,” kata Budu.

Baca Juga: Wow, Tes COVID-19 dengan GeNose Buatan UGM Cuma Rp15 Ribuan

Berita Terkini Lainnya