TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Okupansi Hotel di Makassar Membaik usai Tes COVID-19 Ditiadakan

Aktivitas perhotelan sempat terpuruk selama pandemik

Ilustrasi hotel. (Instagram/@grandcandismg).

Makassar, IDN Times - Kebijakan baru pemerintah yang meniadakan tes swab RT-PCR atau antigen untuk syarat pelaku perjalanan berdampak baik bagi tingkat hunian atau okupansi hotel.

Kondisi itu diungkapkan General Manager Hotel Best Western Plus Makassar Beach Hotel, Muhammad Akbar. Di hotelnya, tingkat hunian perlahan meningkat usai kewajiban tes COVID-19 bagi pelaku perjalanan ditiadakan. Selama ini, sektor jasa perhotelan dianggap sangat terpuruk.

"Tingkat okupansi hotel hanya berkisar 10 hingga 15 persen ketika itu, Namun, setelah pelonggaran PPKM dan adanya kebijakan baru peniadaan tes swab dan antigen yang sudah lengkap imunisasinya, perlahan okupansi membaik," kata Akbar, dikutip dari Antara, Sabtu (19/3/2022).

Baca Juga: Fans MotoGP Mandalika: Tiket Susah Didapat, Hotel Sulit dibooking

1. Angin segar untuk perhotelan

Hotel Claro menyalakan lampu-lampu kamarnya membentuk lambang hati di Makassar, Sulawesi Selatan, Minggu (19/4/2020). (ANTARA FOTO/Abriawan Abhe)

Sebagai gambaran, Muhammad Akbar, mengatakan, di hotelnya kini tingkat okupansi sudah naik menjadi 40 persen dari total 161 kamar. Kondisi ini menjadi angin segar untuk membantu hotel beroperasi secara optimal.

Sebelum pandemi COVID-19, kata dia, pengujung yang merupakan dari sektor korporat atau perusahaan hampir setiap hari memiliki kegiatan di hotel untuk seminar, lokakarya, dan sebagainya. Namun, pada saat pandemi, tamu atau pengujung dari korporat bisa dihitung jari saja.

"Hanya dari unsur pemerintah yang masih ada meski pun sangat terbatas ketika itu. Namun, kini tamu-tamu dan unsur perusahaan sudah ramai kembali beraktivitas di hotel," katanya.

2. Hotel panggil kembali karyawan yang dirumahkan

Ilustrasi. Reservasi menginap di Grand Candi Hotel Semarang saat pandemik COVID-19. (Instagram/@grandcandismg)

Membaiknya sektor perhotelan juga dibenarkan Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Sulsel Anggiat Sinaga. Kegiatan di hotel kembali ramai sehingga menggairahkan kembali hotel-hotel yang saat awal pandemi terpaksa merumahkan sebagian besar karyawannya.

Karyawan yang sebelumnya dirumahkan dipanggil kembali setelah tingkat okupansi hotel sudah mencapai 40 persen. Apalagi menjelang bulan puasa, kata dia, hotel-hotel sudah mulai mempersiapkan menu spesial Ramadan untuk menarik pengujung. 

Baca Juga: Denyut Pariwisata Sulsel Mulai Berdetak, Ayo Kita Liburan!

Berita Terkini Lainnya