Tiga Kali Nyalon, Akhirnya Munafri Menang Pilkada Makassar

Makassar, IDN Times - Pasangan Calon Wali Kota dan Wakil Wali Kota Makassar Munafri Arifuddin-Aliyah Mustika Ilham (MULIA) unggul dalam hitung cepat (quick count), usai pemungutan suara, Rabu (27/11/2024). Menurut lembaga survei Parameter Publik Indonesia (PPI), MULIA memperoleh suara 55,26%, menurut data masuk 88% dari sampel TPS.
“Selamat datang wali kota baru. Pemenang Pilwalkot kali ini yang diselenggarakan 27 November 2024 adalah pasangan MULIA,” kata Direktur Eksekutif Parameter Publik Indonesia Ras MD pada konferensi pers di Makassar, Rabu petang (27/11/2024).
PPI menggelar quick count pada sampel 225 tempat pemungutan suara (TPS) pada 15 kecamatan se-Makassar. Quick count menggunakan metode multistage random sampling dengan tingkat kesalahan atau margin of error kurang lebih satu persen.
“Walau pun kita bisa menunggu 100 persen, tapi pengalaman kami angka ini sudah cukup untuk dipublikasikan,” ucap Ras.
Munafri Arifuddin sedianya merupakan caleg terpilih DPRD Sulsel periode 2024-2029. Namun dia memutuskan maju kembali di Pilwali Makassar usai kalah kali di pilkada lalu.
Munafri berpasangan dengan anggota DPR dari Partai Demokrat Aliyah Mustika Ilham, istri dari eks Wali Kota Makassar Ilham Arief Sirajuddin. Keduanya dijuluki pasangan "Mulia".
Pasangan Munafri-Aliyah diusung lima partai politik. Masing-masing, Golkar, Demokrat, Perindo, Hanura, dan Partai Bulan Bintang.
Munafri Arifuddin maju sebagai calon wali kota untuk kali ketiga. Sebelumnya dia gagal meraih suara mayoritas pemilih saat jadi calon tunggal pada Pilwali Makassar 2018. Lalu di Pilwali Makassar 2020, Munafri kalah dari Danny Pomanto. Berikut riwayat singkatnya.
1. Kalah lawan kolom kosong di Pilkada Makassar 2020

Munafri Arifuddin maju sebagai calon Wali Kota Makassar pada Pilkada 2018. Dia didukung oleh 10 partai politik yang menguasai 43 dari 50 kursi di DPRD Makassar. Munafri berpasangan dengan Andi Rachmatika Dewi, yang legislator DPRD Sulsel sekaligus Ketua Nasdem Makassar.
Pilkada Makassar 2018 mencatat sejarah unik dengan kemenangan suara kosong. Pasangan Munafri Arifuddin dan Andi Rachmatika Dewi kalah dari kotak kosong, yang mendapatkan 300.969 suara, sementara pasangan Munafri hanya memperoleh 264.071 suara. Kemenangan suara kosong ini mengharuskan KPU untuk mengulang Pilkada Makassar pada tahun 2020.
2. Kalah lawan Danny Pomanto di Pilkada Makassar 2020

Munafri Arifuddin kembali mencalonkan diri sebagai Wali Kota Makassar pada Pilkada 2020. Ia berpasangan dengan Abdul Rahman Bando dan didukung oleh Partai Demokrat. Dalam pemilihan ini, Munafri menghadapi tiga pasangan calon lainnya, termasuk Mohammad Ramdhan Pomanto-Fatmawati Rusdi yang akhirnya memenangkan pemilihan dengan 41,3% suara.
Munafri Arifuddin memperoleh 34,76% suara, menempatkannya di posisi kedua. Pilkada 2020 ini merupakan pengulangan dari Pilkada 2018, di mana Munafri kalah dari kotak kosong.
3. Dua kali gagal jadi pelajaran berharga

Di Pilkada Makassar 2024, quick count menunjukkan MULIA meraih suara 55,26%. Unggul telak atas lawan-lawannya, yaitu Andi Seto Gadhista Asapa-Rezki Mulfiati Lutfi (SEHATI) dengan 27,83% suara, Indira Jusuf Ismail-Ilham Ari Fauzi (INIMI) 13,7%, dan Amri Arsyid-Abdul Rahman Bando (AMAN) 3,21%.
Quick count bukan hasil resmi pilkada. Hasil resmi masih menunggu rekapitulasi berjenjang oleh KPU.
Pada Rabu malam, Munafri-Aliyah menggelar deklarasi kemenangan usai menang menurut quick count. Deklarasi kemengan pasangan MULIA digelar di Posko Induk Pemenangan MULIA di Jalan AP Pettarani, Kecamatan Rappocini, dengan dihadiri ribuan pendukung.
Munafri Arifuddin atau Appi dalam pidato kemenangannya menyampaikan rasa syukur dan terimakasihnya kepada para relawan dan partai pengusung atas hasil yang meraih raih di Pilkada 2024 ini.
"Alhamdulillah hari ini semua bisa kita wujudkan secara bersama-sama. Hari ini kita telah memberikan sebuah bukti nyata, bukti yang sangat jelas bahwa disetiap perjuangan, kesabaran serta ketelatenan yang kita bangun akan membuahkan hasil yang sangat positif," ucap Appi.
Dia mengungkapkan, bahwa kegagalannya saat bertarung pada kontestasi pemilihan kepala daerah sebelumnya, bahkan dua kali gagal, merupakan pelajaran berharga bagi dirinya untuk menjadi lebih baik.
"Tiga kali saya mengikuti kontestasi ini, dua kali saya merasakan sebuah kegagalan tapi kegagalan itu bukanlah sesuatu yang membuat saya terpuruk dan berhenti untuk berfikir dan berbuat. Tapi kegagalan itulah yang menjadi cambuk untuk bisa bangkit dan lebih baik kedepannya," tegasnya.