Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

RSKD Dadi Blacklist Sopir Ambulans dan Evaluasi Kontrak Vendor usai Video Jenazah ODGJ Viral

RSKD Dadi Makassar di Jalan Lanto Daeng Pasewang Makassar. IDN Times Sulsel/Dahrul Amri
RSKD Dadi Makassar di Jalan Lanto Daeng Pasewang Makassar. IDN Times Sulsel/Dahrul Amri

Makassar, IDN Times - Rumah Sakit Khusus Daerah (RSKD) Dadi Makassar memutuskan mem-blacklist sopir ambulans setelah video yang dibuatnya saat mengantar jenazah pasien Orang Dalam Gangguan Jiwa (ODGJ) viral di media sosial. Pihak rumah sakit juga mengevaluasi kontrak kerja sama dengan vendor ambulans tersebut agar peristiwa serupa tidak terulang.

Kepala Bidang Humas RSKD Dadi Makassar, Abdul Malik, menyebut video tersebut menimbulkan kesan keliru tentang proses pengantaran jenazah. Dalam video, sopir ambulans terlihat kebingungan di perjalanan dan menyebut tidak mengetahui alamat rumah duka. Sopir itu juga menyebut jenazah diantar bersama pasien ODGJ yang tak tahu arah.

"Sopir itu sudah kami sampaikan ke vendor untuk di-blacklist. Tidak boleh lagi membawa jenazah dari rumah sakit kami. Kalau di tempat lain kami tidak ikut campur, tapi di tempat kami, kami tidak mau terima dia lagi,” kata Malik.

1. Penjelasan proses pengantaran jenazah

Ilustrasi jenazah. (IDN Times/Mia Amalia)
Ilustrasi jenazah. (IDN Times/Mia Amalia)

Malik menjelaskan pasien yang meninggal pada Rabu (11/6/2025) itu merupakan ODGJ terlantar tanpa keluarga. Pihak rumah sakit pun memfasilitasi pemulasaraan dan pemakaman sebagai bentuk tanggung jawab moral.

"Karena tidak ada keluarganya, maka pihak manajemen rumah sakit itu yang akan melaksanakan penguburannya, kami fasilitasi. Ini adalah tugas kita dan kalau tidak dilakukan, ini dosa besar," kata Malik.

Jenazah kemudian dibawa ke lokasi pemakaman di Kabupaten Gowa menggunakan ambulans milik vendor yang sudah lama bekerja sama dengan rumah sakit. Malik menuturkan sopir ambulans diminta berhenti di satu titik agar rombongan bisa bersama-sama menuju makam. Lokasi pemakaman berada di tanah pribadi milik Malik.

"Saya kasih tahu kalau saya di belakang, jadi tidak usah terlalu kencang. Tapi namanya sopir ambulans itu, ya sekencang-kencangnya kita tidak bisa memburu dia. Jadi saya bilang, nanti tunggu saya di Desa Kampili, samping Puskesmas, jalanan masuk STPDN itu," ucap Malik.

Dua pasien ODGJ yang sudah stabil ikut mendampingi jenazah. Keduanya adalah teman almarhum yang meminta izin mengantar jenazah sebagai bentuk penghormatan terakhir. Proses pengantaran juga dikawal dua perawat dan Kepala Bidang Keperawatan RSKD Dadi.

"Mereka mau membantu karena katanya sama-sama tidak punya keluarga dan sudah akrab di sini. Akhirnya dia bilang, saya ikut bantu-bantu angkat. Tapi ini kan sudah dikawal, ada dua perawat saya kasih ikut di situ. Cuma karena pada saat dia turun ini, ini sopirnya dia video," kata Malik.

2. Evaluasi vendor ambulans

Ilustrasi Ambulans. (Foto: Freepik)
Ilustrasi Ambulans. (Foto: Freepik)

Pihak rumah sakit lantas memanggil vendor ambulans untuk meminta klarifikasi dan mengevaluasi kerja sama. Malik menyebut rumah sakit berencana memperketat kontrak kerja sama, termasuk menambahkan klausul larangan membuat konten saat menangani jenazah.

"Vendornya sudah kami panggil dan akan dilihat perjanjian kerjasamanya. Kalau nanti ada hal-hal mau kami tambahkan, misalnya setiap melakukan ini (mengantar jenazah), maka tidak boleh lagi merekam video bikin konten dengan jenazah, akan ditambah itu dalam perjanjiannya," kata Malik.

3. Potensi laporan hukum

Ilustrasi hukum. (IDN Times/Mardya Shakti)
Ilustrasi hukum. (IDN Times/Mardya Shakti)

Terkait kemungkinan melaporkan kasus ini ke pihak berwajib, Malik menyebut rumah sakit masih menunggu arahan pimpinan. Langkah selanjutnya akan ditentukan berdasarkan petunjuk tersebut.

"Tentu kami akan koordinasi lebih dulu. Kalau memang dianggap merugikan rumah sakit, nanti menunggu petunjuk pimpinan," katanya.

Malik juga menyayangkan sikap sopir ambulans. Menurutnya, sikap tersebut dianggap tidak pantas, apalagi sampai memviralkan jenazah ODGJ dan mengaku tersesat padahal tidak demikian kenyataannya.

"Sopirnya bikin konten sedang bawa jenazah ODGJ, katanya kesasar, padahal bukan kesasar, saya suruh menunggu. Konten sebenarnya untuk bercanda tetapi ini membuat viral, akhirnya kita yang jadi masalah. Kenapa mesti diviralkan. Itu kan sebenarnya tidak boleh," ucap Malik.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Aan Pranata
EditorAan Pranata
Follow Us