Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

Ramadan 2025, Pedagang Berjuang di Tengah Lesunya Daya Beli

Pasar Ramadan di Mal Panakkukang Square, Makassar,  Minggu (16/3/2025). (IDN Times/Asrhawi Muin)
Pasar Ramadan di Mal Panakkukang Square, Makassar, Minggu (16/3/2025). (IDN Times/Asrhawi Muin)
Intinya sih...
  • Pasar Ramadan 2025 menghadirkan tantangan tersendiri bagi para pedagang, dengan melemahnya daya beli membuat omzet tak lagi sekencang tahun-tahun sebelumnya.
  • Kenaikan harga bahan baku seperti daging ayam, bakso, dan daging sapi juga membuat pedagang harus berhitung lebih cermat agar tetap mendapat keuntungan.
  • Persaingan semakin ketat akibat semakin banyaknya pedagang yang berjualan di berbagai lokasi, sementara daya beli masyarakat melemah.

Makassar, IDN Times - Di atrium Mal Panakkukang Square, Makassar, deretan kios berdiri rapi, menandakan hadirnya Pasar Ramadan. Tampak juga kursi berjajar di tengah kios-kios yang saling berhadapan. 

Aroma khas bakaran sate, kebab, dan bumbu rempah bercampur dengan hiruk-pikuk pengunjung yang mencari menu berbuka. Namun, jika diperhatikan lebih saksama, ada yang berbeda tahun ini. 

Pasar Ramadan biasanya menjadi simbol kemeriahan bulan suci, tempat masyarakat berburu takjil dan makanan khas. Tapi Ramadan 2025 menghadirkan tantangan tersendiri bagi para pedagang. Melemahnya daya beli membuat omzet tak lagi sekencang tahun-tahun sebelumnya.

1. Pedagang bertahan di tengah sepinya pembeli

Pedagang kebab di Pasar Ramadan Mal Panakkukang Square melayani pembeli, Minggu (16/3/2025). (IDN Times/Asrhawi Muin)
Pedagang kebab di Pasar Ramadan Mal Panakkukang Square melayani pembeli, Minggu (16/3/2025). (IDN Times/Asrhawi Muin)

Isti, seorang pedagang kebab yang sudah berjualan sejak 2023, terlihat sibuk melayani pelanggan. Namun, dia mengakui bahwa Ramadan kali ini tak semeriah sebelumnya.

"Dulu tiap hari ramai. Sekarang Sabtu-Minggu saja yang ramai. Kalau hari biasa sepi," katanya sambil membungkus pesanan.

Kenaikan harga bahan baku seperti daging ayam, bakso, dan daging sapi juga membuatnya harus berhitung lebih cermat agar tetap mendapat keuntungan. Meski begitu, dia tetap bertahan, berharap penjualan meningkat mendekati akhir Ramadan.

"Kenaikannya bervariasi sih, tergantung. Ada ayam tergantung ukurannya. Tapi semoga dekat-dekat akhir Ramadan makin ramailah," katanya. 

2. Persaingan pedagang semakin ketat

Suasana Pasar Ramadan di Mal Panakkukang Square, Makassar, Minggu (16/3/2025). (IDN Times/Asrhawi Muin)
Suasana Pasar Ramadan di Mal Panakkukang Square, Makassar, Minggu (16/3/2025). (IDN Times/Asrhawi Muin)

Reski, pedagang bakso bakar dan minuman dingin, juga merasakan dampak yang sama. Baginya, perbandingan dengan Ramadan tahun lalu cukup mencolok.

"Tahun lalu itu hari ketujuh sudah ramai. Sekarang sudah hari ke-16 masih sepi pembeli," ujarnya.

Menurutnya, salah satu faktor yang mempengaruhi adalah semakin banyaknya pedagang yang berjualan di berbagai lokasi. Persaingan semakin ketat, sementara daya beli masyarakat melemah.

"Ya mungkin makin banyak orang jualan takjil. Tambah lagi orang-orang sudah banyak yang beralih ke belanja online. Kalau dulu orang belanja di mall, pasti singgah di sini," katanya. 

3. Inovasi, kunci bertahan di masa sulit

Pedagang bakso bakar di Pasar Ramadan Mal Panakkukang Square sibuk menyiapkan dagangannya, Minggu (16/3/2025). (IDN Times/Asrhawi Muin)
Pedagang bakso bakar di Pasar Ramadan Mal Panakkukang Square sibuk menyiapkan dagangannya, Minggu (16/3/2025). (IDN Times/Asrhawi Muin)

Meski menghadapi tantangan, para pedagang tak kehilangan akal. Reski misalnya, memilih berinovasi dengan menambah variasi menu.

"Dulu saya hanya jual bakso original. Sekarang saya buat lebih bervariasi, ada bakso bakar dengan aneka saus, dan minuman yang pakai buah asli supaya lebih menarik," jelasnya.

Bagi para pedagang, Ramadan bukan hanya soal keuntungan, tetapi juga perjuangan untuk bertahan. Meski tahun ini lebih sepi, harapan masih ada. 

"Semoga, menjelang akhir Ramadan, pasar kembali ramai seperti dulu," katanya.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Irwan Idris
Ashrawi Muin
Irwan Idris
EditorIrwan Idris
Follow Us