Munafri: Mungkin Saya Satu-satunya yang Pernah Kalah dari Kotak Kosong

Makassar, IDN Times - Setelah melalui lika-liku politik yang penuh tantangan, Munafri Arifuddin (Appi) akhirnya resmi terpilih sebagai Wali Kota Makassar periode 2025-2030. KPU resmi menetapkanya bersama pasangannya, Aliyah Mustika Ilham, melalui rapat pleno di Hotel Four Points, Makassar, Kamis (6/2/2025) malam.
Kemenangan ini bukanlah hal instan, melainkan hasil dari perjalanan panjang yang penuh dengan perjuangan, kekalahan, hingga akhirnya meraih kemenangan. Dalam pidatonya sesuai ditetapkan, Appi mengenang perjalanan panjang itu.
"Akhirnya penantian itu berujung juga, saya ingin menyampaikan bahwa map ini yang saya kejar selama 3 kali. Alhamdulillah ada di tangan saya. Artinya, sebuah usaha yang kita lakukan harus selalu punya target untuk meraihnya," kata Appi.
1. Kalah dari kotak kosong pada 2018

Perjalanan Appi dimulai pada Pilkada Makassar 2018. Saat itu, dia maju sebagai calon tunggal berpasangan dengan Andi Rachmatika Dewi (Cicu).
Kala itu, pesaingnya yang juga petahana, Moh Ramdhan Pomanto berpasangan dengan Indira Mulyasari, dicoret oleh Mahkamah Agung dari kontestasi Pilwalkot Makassar. Atas putusan itu, Pilwalkot Makassar akhirnya hanya diikuti oleh pasangan Munafri Arifuddin dan Andi Rachmatika Dewi (Appi-Cicu).
Namun, hasilnya di luar dugaan. Masyarakat lebih memilih kotak kosong dibandingkan dirinya. Sontak ini menjadikannya salah satu fenomena politik paling unik di Indonesia.
"Mungkin saya satu-satunya orang di Republik ini yang kalah sama kotak kosong!" kata Appi, mengenang kekalahan tersebut dengan nada bercanda dalam pidatonya.
Kekalahan ini menjadi tamparan keras bagi Appi dan timnya. Namun dia tidak menyerah. Dia kembali mencoba peruntungannya di Pilkada berikutnya.
2. Gagal lagi di Pilwalkot 2020

Tak ingin menyerah, Appi kembali maju dalam Pilkada Makassar 2020. Kali ini, dia berhadapan dengan beberapa kandidat kuat lainnya. Sayangnya, hasilnya tetap mengecewakan, Appi kembali kalah untuk kedua kalinya.
Kegagalan berturut-turut ini tentu membuatnya berpikir ulang untuk maju kembali di Pilkada 2024. Dalam pidatonya, dia mengungkapkan sempat berniat menyerah dan mencari jalan lain. Dia bahkan berkelakar akan menjadi Duta Besar agar tak malu di Makassar.
"Tahun 2024, saya bilang ke istri kita maju lagi! Tapi kalau kalah, kita cari cara supaya bisa jadi dubes di daerah lain, biar tidak malu di Makassar, saya bahkan sudah belajar Bahasa Inggris," ucapnya sambil terkekeh.
Namun, Appi tetap tidak menyerah. Dia sadar bahwa untuk menang, dia harus mengubah strategi.
3. Pilwalkot 2024, bangkit dan menang

Menjelang Pilkada 2024, Appi rupanya punya pendekatan berbeda. Dia berkoalisi dengan Aliyah Mustika Ilham, figur yang memiliki pengaruh kuat di Makassar, yang juga istri dari eks Wali Kota Makassar Ilham Arief Sirajuddin.
Keputusan ini ternyata mengubah jalannya permainan politik. Dengan strategi yang lebih matang, kampanye yang lebih efektif, dan dukungan yang lebih luas, akhirnya dia berhasil menggenggam kursi Wali Kota Makassar.
Pada 6 Februari 2025, KPU Makassar resmi menetapkan Munafri Arifuddin - Aliyah Mustika Ilham sebagai pemenang dengan perolehan suara 319.112 atau 54,72 persen dari total suara.
"Saya punya tiga kali pengalaman Pilkada. Menurut saya ini yang paling baik karena saya menang. Yang dulu juga baik tapi ini baik sekali," kata Appi.
4. Legitimasi kemenangan dari Mahkamah Konstitusi

Meski menang, perjalanan Appi masih menghadapi satu tantangan terakhir yakni gugatan ke Mahkamah Konstitusi (MK) dari pesaingnya. Namun, gugatan tersebut ditolak oleh MK yang menguatkan legitimasi kemenangannya.
"Banyak yang bilang kenapa harus masuk MK Pak. Saya bilang biarkan dia masuk MK supaya kemenangan ini di-smash dengan sangat baik oleh sebuah keputusan yang tidak boleh terhapus. Artinya, penyelenggaraan yang baik ini dilegitimasi oleh sebuah lembaga yang sangat sakral yaitu Mahkamah Konstitusi," kata Appi dengan santai.
Kini, setelah resmi terpilih, Appi berjanji akan bekerja keras untuk membawa Makassar ke arah yang lebih baik. Dia mengajak seluruh elemen masyarakat, termasuk anak muda dan lawan politiknya, untuk bersama-sama membangun kota.
"Kami sudah merelakan separuh waktu kami untuk kesejahteraan masyarakat. Waktu bersama keluarga pasti berkurang, tapi ini demi Makassar yang lebih baik," katanya.