Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

Amarah Pimpinan KKB Kalenak Murib Berujung Maut di Puncak, 3 Orang Meninggal

Salah satu korban meninggal dari kekejaman Pimpinan KKB Kelenak Murib di Kampung Lambera, Distrik Yugumoak, Kabupaten Puncak. (IDN Times/Istimewa)

Puncak, IDN Times — Ledakan emosi pribadi Kalenak Murib berubah menjadi tragedi komunal di Kampung Lambera, Distrik Yugumoak, Kabupaten Puncak. Pada Rabu pagi (18/6/2025), Kalenak, yang dikenal sebagai pimpinan salah satu faksi Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB), menyerbu kampung itu bersama lebih dari 20 anak buahnya.

Tiga warga sipil tewas, empat lainnya terluka, dan belasan rumah adat dibakar hingga rata dengan tanah.

Serangan berdarah itu diduga dipicu persoalan pribadi: kecemburuan. Menurut keterangan saksi yang dihimpun aparat, Kalenak Murib murka setelah mengetahui istri ketiganya menjalin hubungan dengan Minanggen Wijangge, salah satu anggota kelompoknya sendiri.

Amarah itu tak tertahan. Ia turun ke Lambera sehari sebelumnya, Selasa sore, membawa sedikitnya empat pucuk senjata laras panjang.

Korban jiwa berjatuhan. Minanggen Wijangge—si pria yang disebut-sebut menjadi pemicu amarah Kalenak—tewas di tempat, bersama dua warga lainnya: Patiago Tabuni dan Oriup Murib.

Empat korban lain menderita luka tembak dan hantaman benda tumpul. Sedikitnya 11 honai dibakar dalam amukan massa bersenjata itu.

Kepolisian bergerak cepat. Tim gabungan Polsek Sinak dan Satgas Operasi Damai Cartenz tiba di lokasi tak lama setelah laporan masuk. Mereka mengevakuasi korban serta mengevakuasi puluhan warga yang memilih menyelamatkan diri ke Distrik Megeabume dan Sinak.

“Ini adalah aksi biadab yang menyasar warga sipil tak berdosa,” ujar Kepala Operasi Damai Cartenz, Brigadir Jenderal Polisi Faizal Ramadhani.

Ia menyebut serangan ini sebagai kejahatan terhadap kemanusiaan. “Kami tidak akan tinggal diam. Pelaku akan dikejar dan ditindak sesuai hukum.”

Kepala Satgas Humas Operasi Damai Cartenz, Komisaris Besar Yusuf Sutejo, meminta warga tetap tenang dan tidak terprovokasi. Aparat, katanya, telah meningkatkan patroli dan koordinasi dengan pemerintah distrik untuk menjamin keamanan warga yang masih bertahan di wilayah sekitar.

Serangan ini menambah daftar panjang kekerasan bersenjata yang menghantui wilayah pegunungan tengah Papua, di mana konflik bersenjata kerap bercampur antara isu separatisme, dendam pribadi, dan perebutan pengaruh antarkelompok.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Topics
Editorial Team
Aan Pranata
EditorAan Pranata
Follow Us