Christine Klappertaart, Rekomendasi Oleh-Oleh Favorit di Manado

Klappertaart merupakan warisan kolonial Belanda di Manado

Manado, IDN Times – Jika berkunjung ke Manado, Sulawesi Utara (Sulut), klappertaart menjadi salah satu kudapan khas yang harus dicoba. Selain itu, klappertaart juga bisa dibawa sebagai oleh-oleh untuk keluarga dan teman di kampung halaman.

Salah satu toko oleh-oleh yang menyediakan klappertaart adalah Christine Klappertaart yang berada di Jalan B W Lapian Nomor 32A, Tikala Kumaraka, Wenang, Kota Manado. Pemilik Christine Klappertaart, Elsje Crestine Sumangkut mengatakan, ia memproduksi sendiri klappertaart yang dijajakan.

“Kami menjual klappertaart dengan harga Rp20 ribu-Rp235 ribu,” ujar Crestine, Minggu (20/3/2022).

Mengikuti perkembangan zaman, Crestine tak hanya menjajakan klappertaart Manado original, tetapi juga varian rasa lain seperti cokelat, keju, blueberry, nutella, matcha, dan lain-lain.

1. Peninggalan Kolonial Belanda

Christine Klappertaart, Rekomendasi Oleh-Oleh Favorit di ManadoBerbagai varian rasa klappertaart. IDN Times/Savi

Hubungan masyarakat Minahasa dengan Kolonial Belanda memang spesial, karena di masa penjajahan, masyarakat Minahasa dianggap berhasil membantu Belanda. Hal inilah yang membuat Belanda mewariskan banyak hal di Sulut, termasuk klappertaart.

“Klapertaart memang dikenal sebagai peninggalan bangsa Belanda ketika ke Manado,” kata Crestine.

Sehingga, meski mudah ditemui di daerah lain, klappertaart lebih dikenal dengan kudapan khas Manado. Klappertaart sendiri berasal dari bahasa Belanda “klapper” yang artinya kelapa dan “tart” yang artinya kue.

Pembuatan klappertaart ada 2 cara, yaitu dipanggang dan dikukus. Klappertaart yang dipanggang akan menghasilkan tekstur seperti kue basah, sedangkan klappertaart yang dikukus teksturnya lebih lembut dan mudah leleh.

2. Buah kelapa mudah ditemui di Sulut

Christine Klappertaart, Rekomendasi Oleh-Oleh Favorit di Manadovarian rasa original, cokelat, nutella, keju, blueberry klappertart. IDN Times/Savi

Meski mudah ditemukan di daerah lain, Crestine menyebut ada perbedaan klappertaart di Manado dan di daerah lain. Salah satu yang mudah diidentifikasi adalah tekstur kelapa yang menjadi bahan dasar klappertaart.

“Misalnya saja dari tekstur kelapanya. Saya pernah ke Jawa dan melihat kelapa yang di sana kalau buahnya sudah agak tebal teksturnya keras, kalau di sini masih tetap lembut,” terang Crestine.

Tak sulit menemukan buah kelapa di Manado karena Sulut sendiri terkenal dengan sebutan Bumi Nyiur Melambai. Hal ini yang membuat penggunaan kelapa pada klappertaart asal Manado melimpah sehingga rasa kelapa lebih kuat.

Baca Juga: 5 Hotel di Manado yang Cocok untuk Staycation Bersama Keluarga

3. Pembeli kebanyakan berasal dari Jawa

Christine Klappertaart, Rekomendasi Oleh-Oleh Favorit di ManadoKlappertaart berukuran besar yang dijajakan Toko Oleh-oleh Christine Klappertaart. IDN Times/Savi

Crestine menyebut toko oleh-olehnya ramai ketika ada kunjungan kerja instansi luar daerah maupun ketika musim liburan. Dan klappertaart, masih menjadi oleh-oleh khas Manado yang paling banyak dicari.

“Banyak juga orang Manado yang sudah merantau ketika pulang kampung carinya klappertaart,” ucap Crestine.

Dalam sehari, Crestine bisa memproduksi 100-500 klappertaart dengan berbagai ukuran dan varian rasa. Namun, Crestine mengatakan varian rasa original klappertaart yang paling banyak dicari.

Bagi yang ingin membawanya sebagai oleh-oleh, tak perlu khawatir karena klappertaart dapat bertahan di luar mesin pendingin selama 24 jam. Sedangkan ketika disimpan di mesin pendingin, klappertaart bisa tahan hingga seminggu.

Baca Juga: 4 Makanan Khas Wajib Dicoba saat Berkunjung di Manado, Ada Tinutuan

Topik:

  • Irwan Idris

Berita Terkini Lainnya