Evakuasi Jenazah Anggota MIT Poso Terkendala Cuaca dan Medan Ekstrem

Palu, IDN Times - Hingga Selasa (13/7/2021) sore, Satuan Tugas (Satgas) Madago Raya gabungan TNI-Polri masih berupaya mengevakuasi jenazah dua anggota Mujahidin Indonesia Timur (MIT) Poso di Pegunungan Batu Tiga, Kecamatan Torue, Kabupaten Parigi Moutong, Sulawesi Tengah.
Kasatgas Humas Operasi Madago Raya, Kombes Pol Didik Supranoto mengatakan upaya evakuasi dilakukan sejak Minggu kemarin, namun terkendala medan dan cuaca buruk.
“TKP penyergapan itu ada di pegunungan yang curam, cuaca sangat buruk ya. Hujan dan berkabut sehingga tim kesulitan melakukan evakuasi,” jelas Didik, Selasa.
Sebelumnya, dua DPO MIT Poso tersebut ditembak mati dalam operasi penyergapan di salah satu lokasi yang diduga jadi tempat peristirahatan kelompok terduga teroris Poso.
1. Polisi belum bisa mengidentifikasi dua DPO MIT Poso yang tewas tertembak
Didik menyampaikan tim Satgas Madago Raya di lokasi kejadian belum bisa memastikan identitas DPO yang tewas maupun yang berhasil melarikan diri. Identitas jenazah akan diketahui setelah proses identifikasi di Rumah Sakit Bhayangkara Palu.
Didik juga belum bisa menyampaikan lima DPO yang disergap dipimpin oleh Ali Kalora atau Qatar. “Kami belum bisa sampaikan karena harus melalui identifikasi dulu, kalau sudah maka akan kita sampaikan,” katanya.
2. Satgas temukan bom lontong dan amunisi di TKP
Selain menembak mati dua DPO terduga teroris, Satgas Madago Raya juga mengamankan barang bukti milik kelompok MIT Poso. Di antaranya bom lontong, amunisi, kompas, dan sebuah bendera.
Hingga saat ini, kata Didik, tim satgas juga belum menerima laporan dari pihak keluarga dari anggota MIT Poso yang tertembak mati. “Belum ada laporan, belum diidentifikasi juga siapa yang tertembak ini,” kata Didik.
3. Upaya mempercepat evakuasi dua jenazah MIT Poso
Untuk mengevakuasi jenazah, Satgas Madago Raya berupaya mendaratkan helikopter di lokasi kejadian. Setelah itu jenazah yang berada di jurang kedalaman 50 meter akan diterbangkan ke Kota Palu. “Hutan lebat. Kalau ke TKP dari perkampungan butuh waktu lima sampai enam jam berjalan kaki. Makanya kalau sudah dievakuasi, yah kita akan sesuaikan lagi dengan cuaca, apakah jalur darat atau udara,” sebut Didik.
Didik menambahkan, hingga saat ini masyarakat masih melakukan aktivitas seperti biasanya. Tidak ada pembatasan ataupun pemberhentian aktivitas petani di kebun. “Jauh dari TKP. Hanya saja kami mengimbau agar melaporkan ke satgas jika melihat orang tak dikenal dan dicurigai,” ucap Didik.
Baca Juga: Satgas Madago Raya Tembak Mati Dua DPO Teroris MIT Poso
4. Proses penyergapan DPO MIT Poso di Pegunungan Parimo
Kronologi penyergapan anggota MIT Poso dijelaskan Didik. Pada pekan lalu, Satgas Madago Raya menerima informasi dari masyarakat yang kehilangan bahan pokok di perkebunan. Satgas kemudian bergerak menelusuri dan menemukan jejak pelaku pencurian yang diduga anggota kelompok teroris.
Pada Sabtu, 10 Juli, sekitar pukul 22.00 WITA, satgas menyekat kamp yang diduga jadi tempat peristirahatan kelompok MIT Poso yang dihuni lima orang. Setelah menunggu beberapa jam, satgas langsung menyergap dan menembak mati dua anggota DPO MIT Poso.
“Penyergapan dilakukan Minggu 11 Juli 2021 sekitar pukul 03.30 WITA dan menembak dua. Diduga ada yang terluka dan berhasil melarikan diri, yah ceceran darah jadi petunjuk satgas melakukan pengejaran kembali,” kata Didik.
Baca Juga: Satgas Madago Raya Tembak Mati Dua DPO Teroris MIT Poso