Guru Besar UIN Palu: Politik Identitas Bahaya Laten Pemecah Bangsa
Prof Lukman S Thahir ingatkan bahaya politik identitas
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Makassar, IDN Times - Politik identitas berdampak buruh pada persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia. Demikian disampaikan Guru Besar Ilmu Filsafat Universitas Islam Negeri (UIN) Datokarama Palu, Sulawesi Tengah (Sulteng), Prof. Lukman S. Thahir.
Menurut Lukman, politik identitas dapat menimbulkan perpecahan di tengah masyarakat akibat konflik yang menyangkut isu suku, agama, ras, dan antargolongan (SARA).
"Politik identitas akan mengelompokkan masyarakat menjadi dua bagian dan menjatuhkan lawan dengan hal yang berkaitan dengan identitas, dengan inisialnya masing-masing, sebagai strategi yang efektif dan sangat bersifat emosional untuk mendapatkan suara terbanyak," kata Lukman, dikutip ANTARA, Jumat (30/9/2022).
1. Politik identitas untuk kepentingan kelompok tertentu
Menurut Lukman, saat ini merebak isu politik identitas yang mengacu pada kepentingan identitas kelompok tertentu. Politik identitas adalah strategi yang lebih mengutamakan kepentingan kelompok yang didasarkan pada kesamaan identitas, seperti agama, gender, dan budaya.
Bahaya laten politik identitas tersebut, menurutnya, dapat memicu konflik dan perpecahan, apabila dibiarkan terus menerus dan tidak diintervensi dengan narasi positif. Akibatnya, relasi antarumat beragama akan terpecah yang pada akhirnya mengancam kestabilan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
"Maka, (politik identitas) harus dilawan, salah satunya dengan konten atau narasi yang kontra-politik identitas," Lukman menerangkan.
Baca Juga: Dosen Politik Unhas: Kalau Pemilu Mau Murah, Gak Masuk Akal