TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

TNI Sebut Kelompok MIT Poso Cari Jalur Pelarian Baru di Sulteng

Satgas Tinombala sudah Jilid IV, MIT belum juga ditumpas

Danrem 132/Tadulako, Brigjen TNI Farid Makruf saat berikan keterangan pers terkait kasus penyerangan MIT di Kabupaten Sigi, Minggu (29/11/20). IDN Times/M. Faiz Syafar

Palu, IDN Times - Komandan Resor Militer (Danrem) 132/Tadulako, Brigjen TNI Farid Makruf, mengatakan kelompok bersenjata Mujahidin Indonesia Timur (MIT) berpindah-pindah tempat persembunyian karena terdesak pasukan Satuan Tugas (Satgas) Tinombala.

Farid yang juga berperan sebagai Wakil Komandan Satgas Tinombala IV menjelaskan, kelompok MIT yang dipimpin Ali Kalora bergerak dari wilayah basis mereka di kawasan Gunung Biru di Kabupaten Poso ke Sigi, hingga ke Moutong di Kabupaten Parigi, Sulawesi Tengah.

“Pasukan kita (TNI-Polri) sangat banyak di sana dan jalur–jalur klasik yang biasa mereka lalui sudah kita kuasai atau kita duduki," kata Farid di Kota Palu, Minggu (29/11/2020), saat jumpa pers terkait kasus pembunuhan di Desa Lembantongoa, Kecamatan Palolo, Sigi.

1. Posisi MIT Poso terdesak sehingga mencari jalur baru di Sulawesi Tengah

Danrem 132/Tdl dampingi Dansatgas Tinombala, Irjen Pol Abdul Rakhman Baso saat menggelar konferensi pers terkait penyerangan MIT di Sigi, Minggu (29/11/2020). IDN Times/M. Faiz Syafar

Jalur-jalur baru Ali Kalora cs, kata Farid, sedang diintai oleh pasukan Satgas Tinombala melalui pantauan udara.

"Sehingga mereka merasa terancam kemudian mereka mencari jalur baru," kata Farid.

Farid pun menjamin bahwa Satgas Tinombala terus melakukan pengejaran terhadap kelompok MIT Poso hingga benar-benar bisa ditumpas.

2. Satgas Tinombala minta masyarakat tidak bersimpati pada kelompok MIT

Ilustrasi teroris (IDN Times/Mardya Shakti)

Farid mengklaim bahwa kelompok MIT Poso kerap dibantu oleh segelintir orang. Bantuan tersebut dalam bentuk bahan makanan hingga membocorkan informasi keberadaan pasukan bersandi Tinombala.

Dalam pelarian kelompok MIT, kata Farid, mereka sering dibantu oleh orang tak dikenal di atas pegunungan. Menurut Farid, mereka adalah simpatisan MIT Poso.

“Mari kita sama-sama saling membantu agar masalah kelompok MIT ini segera tuntas dan tidak berlarut-larut. Mereka tidak memperjuangkan Ideologi Islam, tidak ada ajaran Islam mengajarkan seperti apa yang kelompok MIT tersebut lakukan,” tegas Farid.

Baca Juga: Satgas Tinombala Sudah Tahu Tempat Sembunyi Pelaku Serangan di Sigi

3. Setop sebar informasi hoaks dengan narasi peristiwa Sigi

Ilustrasi Hoax (IDN Times/Sukma Shakti)

Kasus penyerangan yang dilakukan oleh MIT Poso di Desa Lembantongoa, Kabupaten Sigi, jelas Farid, jangan sampai menimbulkan provokasi di tengah masyarakat. Dia meminta semua pihak tidak menyebarkan informasi hoaks menyangkut tragedi kekerasan di Sigi. 

“Jadi saya bersama Kapolda menyampaikan melalui rekan-rekan media yang hadir dan agar diketahui juga oleh seluruh masyarakat bahwa kabar tersebut (pembakaran gereja) tidak benar adanya, kata Farid, "hentikan penyebaran kabar atau video yang dapat membuat kelompok MIT ini semakin eksis.”

Baca Juga: Pembunuhan di Sigi, Kapolda Sulteng: Kelompok MIT Poso Kian Terdesak

Berita Terkini Lainnya