La Bakry Ungkap Investor Lokal Tidak Dapat Jatah Pertambangan di Buton
Usaha pertambangan di Buton didominasi investor luar
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Makassar, IDN Times - Keterlibatan investor dalam pembangunan ekonomi di daerah mulai meningkat selama satu dekade terakhir. Tetapi ini masih menyimpan problem lain. Investor lokal kalah saing dengan investor luar yang datang dengan modal melimpah. Kalah saing seolah jadi cerita sehari-hari.
Topik inilah yang diangkat dalam forum daring IDN Times bertajuk "Investor Lokal Anak Kandung yang Perlu Didukung" pada Selasa siang (15/6/2021). Hadir dalam webinar tersebut adalah tiga bupati, salah satunya yakni La Bakry, Bupati Buton, Sulawesi Tenggara.
Mendapat kesempatan kedua untuk berbicara, La Bakry menjabarkan bahwa investor-investor di Buton masih belum punya kesempatan unjuk gigi.
"Pengusaha-pengusaha lokal di sini, contohnya koperasi, belum terlalu banyak berperan. Contohnya, (pemilik) izin usaha tambang atau IUP, itu didominasi oleh pengusaha-pengusaha luar dan pemodal besar. Sementara lokal hampir tidak ada," jelasnya.
1. Investor lokal di pertambangan Kabupaten Buton masih kalah bersaing dengan para investor luar
Sebagai pemimpin daerah penghasil aspal, La Bakry rupanya hendak memaksimalkan pengelolaan sumber daya alam (SDA) tersebut. Ia berharap akan tercipta ruang kolaborasi antara gabungan pelaku investor lokal di Buton.
"Saya berharap kelompok-kelompok masyarakat yang berada di wilayah penghasil itu, mereka punya kebun dan di bawahnya ada tambang, agar mereka bisa membuat semacam koperasi. Sehingga mereka tidak jadi penonton," kata politikus Golkar tersebut.
La Bakry menilai, selama ini aktor ekonomi lokal hanya kebagian posisi sebagai pekerja saja alih-alih turut jadi "pemain." Di sektor tambang misalnya, cuma berperan sebagai operator alat berat atau supir truk. Oleh karenanya, koperasi lokal ini diharap menjadi jawaban dari masalah hilirisasi SDA sekaligus jadi ruang kerja sama masyarakat.
"Pada akhirnya, hasilnya bisa dirasakan langsung. Tidak menunggu bagi hasil dulu atau pajak. Tetapi pada kesempatan pertama mereka bisa terlibat. Sehingga muncul pula kelas-kelas menengah daerah melalui koperasi ini," lanjutnya.
Baca Juga: IDN Times Ajak Mahasiswa UM Buton Mendalami Dunia Kepenulisan
Baca Juga: Roadshow Virtual, IDN Times Bicara Industri Media Massa di UM Buton