TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Pemprov Sulteng Bentuk Tim Penyelesaian Konflik Agraria

Investasi dan kepentingan masyarakat harus berjalan seiring

Gubernur Sulawesi Tengah, Rusdy Mastura/IDN Times/Istimewa

Makassar, IDN Times - Gubernur Sulawesi Tengah Rusdy Mastura mengumumkan pembentukan tim penyelesaian konflik agraria. Itu jadi upaya untuk menjamin hak-hak warga terhadap tanah.

Pembentukan tim menyusul insiden berdarah demonstrasi penolakan tambang emas di Parigi Moutong, pekan lalu. Pada peristiwa itu seorang demonstran tewas diduga terkena peluru aparat.

"Tim harus terdiri dari orang-orang yang memiliki kompetensi dan kapasitas yang selama ini bergabung dalam pendampingan masyarakat," kata Gubernur Sulteng Rusdy Mastura dikutip dari Antara, Rabu (16/2/2022).

Baca Juga: Propam Polri Didesak Ungkap Penembak Demonstran di Parigi

1. Kepentingan masyarakat mesti berjalan beriringan dengan investasi

Sungai yang tercemar limbah tambang PT Trio Kencana di Kecamatan Kasimbar, Kabupaten Parigi Moutong, Sulawesi Tengah. Dok. IDN Times/Walhi Sulteng

Gubernur Rusdy Mastura menyadari bahwa, masalah-masalah konflik agraria cenderung berkaitan dengan investasi yang menimbulkan gesekan di masyarakat. Hal itu memberikan dampak terhadap pembangunan di daerah. Dua ingin ada tim yang bisa menyelesaikan masalah tersebut, sehingga antara kepentingan masyarakat dan investasi bisa dapat berjalan dengan baik.

Jika persoalan agraria terselesaikan, Gubernur percaya pendapatan asli daerah (PAD) Sulteng bisa naik menjadi Rp5 triliun, dari saat ini senilai Rp1 triliun lebih. Peningkatan PAD dapat terlaksana salah satunya bila adanya investasi pada sektor agraria.

Di satu sisi, kata Gubernur, pemerintah harus menurunkan angka kemiskinan daerah yang saat ini berada di angka 13 persen.

"Kita tidak boleh hanya mengandalkan APBD, karena APBD kita tidak mampu. Kita butuh keterlibatan swasta," katanya.

2. Tim tidak cuma merespons kasus per kasus

Foto hanya ilustrasi. ANTARA FOTO/Yusran Uccang

Tenaga Ahli Gubernur M Ridha Saleh mengemukakan tim percepatan penyelesaian konflik agraria, di dalamnya merupakan orang-orang yang kredibel, serta punya pengalaman bekerja di bidang agraria. Tim diminta mengurai dan mendorong penyelesaian konflik agraria yang struktural, bukan merespons kasus per kasus.

"Tim ini di dalamnya tidak ada kepentingan pribadi, serta orang-orang yang memiliki pengalaman kerja di bidang agraria," kata Edang sapaan akrab M Ridha Saleh.

Edang menjelaskan, gagasan Gubernur untuk membentuk tim percepatan penyelesaian konflik agraria, sudah lama, dan beberapa kali didiskusikan. Gubernur tidak menginginkan tim ini terkesan hanya menjadi kepentingan politik.

"Oleh karenanya gubernur sangat hati-hati dalam pembentukan tim ini, sehingga ada kriteria-kriteria bagi anggota tim," kata Edang.

Baca Juga: Demo Tolak Tambang Emas di Parigi, Satu Warga Diduga Tewas Tertembak

Berita Terkini Lainnya