TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

BMKG: Gempa Tojo Una-Una Tidak Terkait Aktivitas Gunung Api

Gempa M6,3 terjadi pada Senin malam

Ilustrasi alat informasi gempa dan peringatan dini tsunami atau Warning Receiver System (WRS). ANTARA FOTO/Iggoy el Fitra

Makassar, IDN Times - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menaytakan gempa bumi magnitudo 6,3 di Tojo Una-Una, Sulawesi Selatan, Senin malam (26/7/2021), tidak terkait dengan aktivitas gunung api terdekat.

Yang dimaksud adalah Gunung Colo, gunungd api di tengah Teluk Tomini, tepatnya di Pulau Una-Una. Gunung api itu terakhir meletus pada tahun 1983.

"Gempa Tojo Una-Una adalah murni gempa tektonik akibat aktivitas sesar aktif dan tidak ada kaitannya dengan aktivitas Gunung Colo," kata Koordinator Bidang Mitigasi Gempa Bumi dan Tsunami BMKG Daryono dikutip dari Antara, Selasa (27/7/2021).

Baca Juga: Gempa M 6.5 di Ampana Sulteng, Warga Diminta Menjauh dari Pantai

1. Tercatat lebih dari tujuh kali gempa kuat

Ilustrasi Gempa (IDN Times/Arief Rahmat)

Daryono menjelaskan bahwa di sekitar pusat gempa Tojo Una-Una sebelumnya tercatat lebih dari tujuh kali gempa kuat. Yang pertama gempa magnitudo 6,5 pada 23 Februari 1923.

Berikutnya, gempa M 6,3 pada 1 Desember 1927, gempa M 6,6 pada 30 Juni 1964, gempa M 6,2 pada 11 Oktober 1964, gempa M 6,5 pada 23 April 1966. Kemudian gempa M 6,1 pada 4 Februari 1969, dan terakhir gempa M 6,1 pada 15 Maret 2015.

Jika memperhatikan peta tektonik, kata Daryono, rentetan gempa kuat tersebut terjadi pada jalur Sesar Balantak yang berarah barat timur. "Namun untuk memastikan pembangkit gempa Tojo Una-Una saat ini masih perlu dikaji lebih mendalam," ucapnya.

2. Gempa M 6,3 diikuti sejumlah gempa susulan

Koordinator Bidang Mitigasi Gempa Bumi dan Tsunami BMKG Daryono. (ANTARA/Dewanto Samodro)

BMKG semula menyatakan bahwa gempa pada Senin (26/7) malam yang pusatnya berada sekira 59 kilometer timur laut Tojo Una-Una pada kedalaman 10 kilometer magnitudonya 6,5. BMKG kemudian memperbaruinya menjadi 6,3.

Daryono menjelaskan, jika gempa bermagnitudo 6,3 diasumsikan sebagai gempa utama, maka gempa dengan magnitudo 5,8 yang terjadi pada Senin pagi pukul 10.52 WIB merupakan gempa pembuka. Sedangkan rentetan gempa yang terjadi sesudahnya hingga Selasa (27/7) pagi merupakan gempa susulan.

Baca Juga: Sesar Lokal Pemicu Gempa di Ampana Tojo Unauna Sulteng Masih Misterius

Berita Terkini Lainnya