Bukan Tak Hoki, Ini 5 Alasan yang Bikin Kamu Tertipu Janji Manis PDKT

Pernah dapat pasangan yang romantisnya hanya pada masa-masa PDKT, tetapi waktu sudah jadian jadi biasa saja? Bila dianalogikan ini kaya kamu lihat trailer film romantis. Namun, pas nonton filmnya secara penuh ternyata genre-nya angst.
Masalah seperti ini bukan berarti kamu kurang hoki pilih pasangan. Apalagi ada yang kurang di dalam dirimu yang membuatnya ilfeel. Mungkin saja kamu sudah menemukan benih-benih sikap dingin doi waktu PDKT. Akan tetapi, kamu malah denial.
Daripada menyalahkan diri hingga merasa insecure, mari kupas lima alasan kenapa kamu bisa tertipu trailer masa pacaran. Biar ke depannya kamu bisa bedain mana perhatian yang beneran dan yang hanya pencitraan.
1. Kamu mudah silau dengan aset visual

Tampilan pasangan memang bisa membuat orang buta. Doi yang ganteng atau cantik dengan tampilan rapi dan wangi pasti membuat silau mata. Bahkan bisa bikin kamu lupa untuk melihat hal-hal mendasar, seperti cara ia bersikap ke teman atau orang lain yang nggak punya kepentingan dengannya.
Sebagai contoh, dia berlaku manis dan sopan denganmu. Namun, dia bisa marah-marah dengan orang lain hanya karena masalah sepele. Misalnya saat ada seorang pengemis, bagaimana ia bersikap saat menolak memberikan uang. Apakah ia akan menolak secara halus atau kasar.
Nah, bila gebetanmu adalah sosok yang punya aset secara visual. Tahan euforia awal tersebut, kemudian observasi sikapnya. Tunggu hingga sekitar 2-3 minggu, sebelum memberikan pernyataan kalau kamu "klik" dengannya.
2. Terlalu fokus pada perasaan semata

Alasan kedua yakni karena kamu hanya fokus pada perasaan saja. Jika perasaanmu sudah sreg atau yakin karena dia enak diajak bicara, kamu mungkin lupa dengan sisi logis dari sikapnya.
Padahal cinta tak hanya dibangun dengan perasaan sreg. Namun, juga dengan sisi logika yang berguna untuk memberimu pandangan tentang karakter pasangan ke depan.
Oleh karena itu, saat mengobrol dengan gebetan alih-alih terus membicarakan tentang zodiak dan hobi, coba sekali saja ajak bicara mengenai nilai hidup. Misalnya mengenai nilai peran gender dalam hubungan atau ambisi pribadi dalam kehidupan.
3. Asal terima perhatian tanpa melihat pola perhatiannya

Ketiga yakni kamu langsung percaya dengan perhatian yang doi tampilkan. Tanpa melihat apakah yang ia lakukan itu konsisten atau malah berubah-ubah, bahkan hanya muncul saat ia butuh sesuatu. Di sini kamu mungkin tak sadar kalau hanya menjadi pelampiasan sesaatnya.
Agar tak salah memahami jenis perhatiannya, coba kamu perhatikan apakah perhatiannya ini konsisten. Kalau dia hanya muncul saat-saat tertentu, coba tanya saja: "Apa kamu butuh teman curhat?"
4. Kamu tak pernah crosscheck ceritanya

Alasan keempat, kamu mungkin jarang melakukan crosscheck mengenai cerita-ceritanya. Misalnya nih, dia cerita kalau mantannya abusif dan selingkuh. Kemudian kamu percaya begitu saja tanpa tahu versi lainnya.
Padahal bisa saja dia bersikap manipulatif. Dia bercerita hal-hal menyedihkan dari hubungannya hanya untuk membuatmu merasa iba. Setelah kamu iba, dia bisa melakukan hal-hal yang red flag, seperti posesif di hubungan kalian dengan alasan pernah menjadi korban perselingkuhan.
Nah, agar kamu tak terjebak narasi manipulatifnya, sebaiknya lakukan crosscheck kebenarannya. Jangan cepat kasihan dengan cerita sedih masa lalunya. Kalau bisa berikan pertanyaan terbuka seperti, "Jadi, apa yang kamu pelajari dari hubungan yang dulu." Kemduian perhatika bagaimana sikap dan jawabannya, apakah ia bersikap reflektif atau cenderung menyalahkan mantanya.
5. Tak punya daftar red flag

Alasan terakhir yaitu kamu mungkin tak punya daftar pasangan red flag, sehingga menganggap sikap seperti posesif merupakan bentuk cinta. Bahkan jika dia bercanda yang merendahkanmu, kamu juga memaklumi dan memandang kalau itulah selera humornya.
Cara mengatasi masalah ini, kamu perlu membuat paling tidak tiga daftar red flag yang benar-benar tidak mau kamu kompromikan. Misalnya: main tarik ulur; tidak konsisten; emosi kurang stabil. Dengan begitu kamu bisa menghindari pasangan yang red flag.
Sedikit saran, jangan takut dibilang orang yang pilih-pilih pasangan. Sebab, jika kamu terluka di kemudian hari, hanya kamu yang akan merasakan. Menjaga diri bukan karena kamu pemilih, tetapi bentuk cinta paling awal untuk dirimu sendiri. Jadi, jangan buru-buru luluh hanya karena doi pandai berkata manis, ya guys!