2. Menghargai setiap momen dan pengalaman

ilustrasi pengalaman (unsplash.com/Paul Pastourmatzis)

Prinsip YOLO mendorong untuk menghargai setiap momen dan pengalaman dalam hidup. Ini tidak hanya tentang melakukan hal-hal besar, tetapi juga mengenali keindahan di sekitar kita dan mengambil pelajaran dari setiap momen yang kita alami.

Menurut psikolog klinis Dr. Lisa Firestone, menerapkan prinsip YOLO membuat seseorang lebih terbuka terhadap pengalaman baru, sehingga menguatkan hubungan dengan diri sendiri dan orang-orang di sekitarnya.

3. Membangun kemandirian dan kreativitas

ilustrasi kreativitas (unsplash.com/Kvalifik)

Sikap YOLO mendorong untuk menjalani hidup secara lebih mandiri dan kreatif. Hal ini mengilhami seseorang untuk mengeksplorasi minat dan bakat yang dimiliki tanpa takut akan kegagalan atau penilaian orang lain.

Menurut penulis dan motivator, Mark Manson, prinsip YOLO mendorong kemandirian yang sehat, mengurangi tekanan dari ekspektasi masyarakat, dan memberikan ruang bagi kreativitas untuk berkembang.

4. Membangun koneksi yang lebih dalam

ilustrasi koneksi (unsplash.com/Kelly Sikkema)

Prinsip YOLO bukan hanya tentang hidup untuk diri sendiri, tetapi juga tentang membangun koneksi yang lebih dalam dengan orang-orang di sekitar kita. Ketika kita menyadari bahwa hidup hanya sekali, kita cenderung lebih peduli dan berbagi momen berarti dengan orang-orang yang kita cintai.

Menurut psikolog sosial Dr. Brene Brown, menerapkan prinsip YOLO memperkuat hubungan interpersonal, membantu kita untuk lebih terbuka dan autentik dalam interaksi sosial kita.

5. Mendorong pertumbuhan pribadi yang berkelanjutan

ilustrasi tumbuh (unsplash.com/Edward Howell)

Prinsip YOLO tidak hanya tentang kesenangan segera, tetapi juga tentang investasi dalam pertumbuhan pribadi jangka panjang. Ini mendorong seseorang untuk terus belajar, berkembang, dan menjadi versi terbaik dari dirinya sendiri.

Menurut psikolog Carol Dweck, menerapkan prinsip YOLO mendorong sikap mental yang terbuka terhadap pembelajaran, memperkuat ketekunan dalam mencapai tujuan, dan merangsang pertumbuhan pribadi yang berkelanjutan.

6. Menemukan keseimbangan antara tanggung jawab dan kebahagiaan

ilustrasi tanggung jawab (pixabay.com/geralt)

YOLO tidak bermakna menelantarkan tanggung jawab, tetapi lebih tentang menemukan keseimbangan antara tanggung jawab dan kebahagiaan pribadi. Ini mengajarkan pentingnya merawat diri sendiri sambil tetap bertanggung jawab terhadap komitmen dan kewajiban.

Menurut psikolog dan penulis Daniel H. Pink, menerapkan prinsip YOLO membantu menemukan harmoni antara kesenangan pribadi dan kewajiban sosial.

7. Memperluas pandangan tentang arti hidup

ilustrasi hidup (unsplash.com/Brett Jordan)

Prinsip YOLO memperluas pandangan tentang arti hidup. Ini mendorong untuk menjalani hidup dengan lebih bermakna, memfokuskan pada apa yang benar-benar penting dalam hidup kita.

Menurut ahli filosofi Viktor Frankl, menerapkan prinsip YOLO memicu refleksi mendalam tentang makna hidup, membantu kita menemukan tujuan yang lebih besar dalam menjalani kehidupan.

Menerapkan prinsip YOLO bukanlah mengabaikan konsekuensi atau tanggung jawab, tetapi lebih tentang merangkul hidup dengan keberanian, menghargai setiap momen, dan memperluas perspektif terhadap kehidupan. Dalam perjalanan ini, kita dapat membangun keberanian, menghargai hubungan dengan orang lain, dan terus tumbuh sebagai individu yang lebih baik.

Baca Juga: 6 Tips Mengadopsi Prinsip Bodoh Amat di Dunia Kerja, Ciptakan Batasan!